Muncul Dorongan Untuk Menaikan Gaji Anggota Polri, Ini Alasan Sahabat Polisi dan Kompolnas
Ketua Umum Sahabat Polisi Indonesia, Fonda Tangguh pun menyebut, jika ulah oknum yang merusak citra kepolisian juga diakibatkan rendahnya gaji.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kinerja Kepolisian Republik Indonesia (Polri) belakangan terus menjadi sorotan publik.
Terlebih, di dunia maya dimana publik menunjukan kekecewaannya terhadap oknum Polisi yang justru meresahkan masyatakat.
Ketua Umum Sahabat Polisi Indonesia, Fonda Tangguh pun menyebut, jika ulah oknum yang merusak citra kepolisian juga diakibatkan dari rendahnya gaji aparat kepolisian.
Fonda pun mendorong, peningkatan kesejahteraan polisi melalui kenaikan gaji khususnya di level bintara dan tamtama.
Menurutnya, kenaikan gaji dibutuhkan lantaran gaji polisi dinilai cukup rendah bila dibandingkan tugas dan tanggung jawab yang begitu besar.
Baca juga: Edy Mulyadi Klaim Dibidik Polisi karena Kritis di Medsos, Kompolnas: Tidak Berdasar
"Kenaikan gaji polisi tentunya bakal linear dengan peningkatan kinerja aparat kepolisian," kata Fonda dalam webinar yang diselenggarakan Sahabat Polisi Indonesia, Jumat (11/2/2022).
Sementara itu, Komisioner Kompolnas Poengky Indarti pun mengamini pernyataan Fonda soal tuntutan kenaikan gaji polisi.
Ia menilai, bahwa kehidupan keluarga polisi perlu diperhatikan, khususnya pada level bintara dan tamtama.
Pungky menyebut, publik hanya melihat satu sisi gaya hidup oknum polisi perwira yang bermewah-mewahan. Padahal tidak diketahui sumber kekayaannya dari mana.
Di sisi lain, Poengky menyebut banyak polisi yang mengais rejeki tambahan dari pekerjaan yang halal. Ada yang menjadi pemulung, pedagang, dan lain sebagainya.
Tentunya pekerjaan sampingan tersebut untuk menutupi kebutuhan hidup keluarga akibat tidak cukupnya gaji dari negara.
Baca juga: Kompolnas Puji Polri Tangani Pandemi Covid-19
"Kami berharap kesejahteraan polisi ditingkatkan. Setidaknya ada kenaikan tunjangan bagi polisi di Papua atau di perbatasan negara. Biaya hidup di sana mahal tapi tunjangannya tidak sesuai," ungkap Pungky.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif The Hoegeng Institute Arief Dwi Prasetyo mengungkapkan, kenaikan gaji polisi tidak bisa begitu saja dilakukan.
Pasalnya, perlu adanya kajian mendalam soal waktu dan berapa persentase kenaikan gaji yang dibutuhkan. Apalagi di masa pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Arief pun meminta pejabat polisi untuk meneladani sikap mantan Kapolri Hoegeng yang biasa hidup sederhana.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.