Pengamat Perkirakan Elektabilitas Ganjar Pranowo Bakal Menurun Usai Adanya Peristiwa di Desa Wadas
elektabilitas Ganjar yang selama ini mendapat nilai baik untuk maju sebagai calon presiden pada pemilihan presiden 2024 mendatang, akan menurun jauh.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Komunikasi Politik Jamiluddin Ritonga turut memberikan tanggapannya terkait dengan peran Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah setelah adanya kejadian penyerbuan ribuan polisi di Desa Wadas, Kecamatan Bener Purworejo, Jawa Tengah.
Jamiluddin memperkirakan elektabilitas Ganjar yang selama ini mendapat nilai baik untuk maju sebagai calon presiden pada pemilihan presiden 2024 mendatang, akan menurun jauh.
"Elektabilitas Ganjar diperkirakan akan melorot. Sebab, kejadian tersebut memperlihatkan kepemimpinan Ganjar yang bertolak belakang dengan pencitraannya selama ini di medsos," kata Jamiluddin saat dikonfirmasi, Jumat (11/2/2022).
Meski Ganjar telah melayangkan permohonan maaf kepada warga Desa Wadas, namun Jamiluddin meyakini kalau peristiwa itu telah merubah kesan dari sosok orang nomor satu di Jawa Tengah itu.
Di mana hal tersebut yang kata Jamiluddin akan mempengaruhi elektabilitas Ganjar Pranowo selama ini.
"Kesan dekat dengan rakyat yang ditanamkan selama ini menjadi sirna. Perubahan kesan inilah yang akan membuat anjlognya elektabilitas Ganjar," ucapnya.
Bahkan lebih jauh kata Jamiluddin, kondisi tersebut tentu tidak menguntungkan bagi Ganjar dalam upayanya meyakinkan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri --partai yang menaungi Ganjar Pranowo-- untuk mengusungnya menjadi capres.
Baca juga: Ganjar Pranowo Sewa Dua Unit Bus Antarkan Warga Desa Wadas Pulang dari Kantor Polisi
Sebab jika elektabilitas menurun, Jamiluddin meyakini, Megawati akan lebih nyaman mengusung putrinya yakni Puan Maharani maju pada Pilpres 2024.
"Ganjar juga akan tidak dilirik partai lain. Hal itu tentu pukulan telak bagi Ganjar dalam upayanya mewujudkan ambisinya menjadi orang nomor satu di Indonesia," tukas dia.
Elektabilitas Ganjar Versi Lembaga Survei
Diketahui, nama Ganjar Pranowo selalu muncul setidaknya dalam tiga besar pejabat yang akan maju dalam Pilpres 2024 mendatang versi beberapa lembaga survei.
Kekinian, Lembaga survei Trust Indonesia mengumumkan hasil survei nasional terhadap elektabilitas dan popularitas capres dan cawapres untuk Pemilu 2024.
Berdasarkan survei Trust Indonesia mengungkapkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mendapatkan elektabilitas tertinggi.
Posisi Prabowo disusul oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
"Tingkat elektabilitas tertinggi Calon Presiden diraih oleh Prabowo Subianto dengan 25 persen. Disusul oleh Anies Baswedan 16,3 persen dan Ganjar Pranowo di angka 16,1 persen," ujar Direktur Eksektutif Trust Indonesia Azhari Ardinal dalam rilis Survei Nasional di Hotel DoubleTree, Jakarta, Senin (31/1/2022).
Kemudian disusul oleh Menparekraf Sandiaga Uno 7,8 persen, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono 5,7 persen.
Lalu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 3,4 persen dan Ketua DPR Puan Maharani dengan 2,8 persen.
Ganjar Temui Warga Desa Wadas
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memenuhi janjinya untuk mendatangi langsung, Desa Wadas, Purworejo.
Ganjar bertemu dengan warga yang pro dan kontra terhadap pengadaan lahan untuk pembangunan Waduk Bener di kawasan tersebut
"Sesuai janji, hari ini saya ke Wadas. Sempat bertemu dengan warga yang setuju dengan pengadaan lahan," kata Ganjar dalam keterangannya, Kamis (10/2/2022).
Dalam kesempatan itu, Ganjar tampak berkomunikasi dengan sejumlah warga yang baru saja mengikuti pengukuran tanahnya bersama petugas BPN.
Saat itu, tangan Ganjar juga masih dalam kondisi diperban karena baru mengalami patah tulang.
Ganjar pun berpesan agar warga Desa Wadas tetap rukun meski ada yang pro dan kontra terhadap proyek pembangunan Waduk Bener.
Baca juga: Pasca Konflik di Desa Wadas, Bagaimana Pengaruhnya terhadap Elektabilitas Ganjar Jelang Pilpres 2024
"Yang penting rukun ya. Ada yang setuju, ada yang tidak setuju, tidak apa-apa. Yang penting rukun," ujar Ganjar.
"Kenapa? agar persaudaraanya nanti tidak gontok-gontokan. Saling menghormati, daling menghargai. Nanti yang belum setuju, kita ajak ngobrol lagi," tambahnya.
Di sisi lain, Ganjar juga kembali menyampaikan permohonan maaf atas insiden yang terjadi terhadap warga di Desa Wadas.
"Sekali lagi saya sampaikan permohonan maaf karena kejadian kemarin," ungkap Ganjar.
"Memang masih ada warga yang tidak setuju dengan pengambilan quarry untuk Bendungan Bener. Nanti kita ajak ngobrol semuanya, bersama Komnas HAM juga ya," jelasnya.