Survei SMRC Terbaru: Penilaian Warga Terhadap Kondisi Keamanan di Jawa Barat Sangat Positif
Hasil survei SMRC mengungkap penilaian warga terhadap kondisi keamanan di Jawa Barat saat ini sangat positif.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terbaru yang dilakukan pada 5 sampai 8 Februari 2022 mengungkap penilaian warga terhadap kondisi keamanan di Jawa Barat saat ini sangat positif.
Pertanyaan yang diajukan dalam survei tersebut adalah Bagaimana Ibu/Bapak melihat keadaan keamanan di Jawa Barat pada umumnya sekarang? Apakah Sangat baik, baik, sedang, buruk, atau sangat buruk?
Manager Program SMRC Saidiman Ahmad mengatakan hasil survei menunjukan bila warga menilai kondisi keamanan di Jawa Barat sangat baik dan baik sebesar 52,2%.
Sementara warga yang menilai buruk dan sangat buruk kondisi keamanan di Jawa Barat, kata Saidiman, sebesar 16,1%.
Sebanyak 30,1% warga menilai sedang dan masih ada 1,6% yang belum punya pendapat tentang kondisi keamanan ini.
Hal tersebut disampaikannya dalam Survei Opini Publik SMRC bertajuk Partai, Gubernur, dan Presiden: Pandangan Publik Jawa Barat yang disiarkan di kanal Youtube SMRC TV, Selasa (15/2/2022).
Baca juga: SMRC: Warga Jabar Cenderung Pilih Ridwan Kamil untuk Capres 2024 di 2 Kategori Ini
"Jadi penilaian warga Jawa Barat terhadap kondisi keamanan ini sangat positif," kata Saidiman.
Survei dilakukan lewat telepon dengan mempertimbangkan aspek metodologis secara seksama.
Survei dilakukan lewat telepon karena dinilai lebih mungkin dilakukan di tengah-tengah upaya warga melakukan sosial distancing di masa pandemi Covid-19.
Target populasi survei tersebut adalah warga Jawa Barat yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon atau ponsel atau sekitar 76% dari total populasi pemilih di Provinsi Jawa Barat.
Baca juga: Komentari Temuan SMRC Mayoritas Publik Ingin RUU TPKS Disahkan, PKS Beberkan Alasan Penolakan
Sampel sebanyak 801 responden dipilih secara acak dari populasi tersebut dan diwawancarai lewat telepon.
Pemilihan sampel dilakukan melalui metode double sampling dan random digit dialing (RDD).
Double sampling adalah teknik memilih sampel secara acak dari kumpulan sampel hasil survei sebelumnya.
Sementara RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
RDD dalam survei tersebut diterapkan terutama untuk menambah jumlah sampel hasil double sampling.
Baca juga: Survei SMRC: 65 Persen Responden Meminta RUU TPKS Segera Disahkan
Dengan teknik double sampling, sampel sebanyak 640 responden dipilih secara acak dari database hasil survei tatap muka yang telah dilakukan SMRC sebelumnya.
Sementara itu dalam RDD sampel sebanyak 161 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.
Total sampel hasil kombinasi 2 metode tersebut sebanyak 801 responden.
Margin of error survei diperkirakan ±3,5% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling.
Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon pada 5 sampai 8 Februari 2022 oleh pewawancara yang dilatih.