Indonesia di Peringkat Ketiga Tuberkulosis Terbanyak di Dunia, Kampanye Pencegahan Digencarkan
Capaian penemuan kasus ini menurun 178.024 dari tahun 2019, padahal sekitar 8% angka kejadian TBC dunia berada di Indonesia.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - WHO mencatat Indonesia masuk negara peringkat ketiga terbanyak pasien Tuberkulosis (TBC) di dunia.
Tercatat ada 824.000 pasien TBC di Indonesia pada tahun 2021 lalu.
Direktur Eksekutif Stop TB Partnership Indonesia (STPI) dr. Henry Diatmo, MKM mengatakan TBC turut membebani kesehatan masyarakat Indonesia selain Covid-19.
"Selain COVID-19, kesehatan masyarakat Indonesia masih terbebani dengan penyakit menular seperti TBC yang sudah ada sejak lama," ujar Henry melalui keterangan tertulis, Senin (21/2/2022).
Sementara, jumlah orang dengan gejala TBC yang diobati merosot di masa pandemi, pada tahun 2020 ditemukan sebanyak 384.025 kasus atau sekitar 47%.
Baca juga: Penyebab Tidak Semua Orang yang Terinfeksi TBC Alami Gejala Sakit
Capaian penemuan kasus ini menurun 178.024 dari tahun 2019, padahal sekitar 8% angka kejadian TBC dunia berada di Indonesia.
Henry mengatakan kampanye komunikasi digital digelar sebagai strategi promosi kesehatan untuk mengurangi risiko berat dari penyakit Tuberkulosis.
Kampanye digital ini selaras dengan program kampanye Temukan-Obati-Sampai-Sembuh (TOSS) TBC dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
STPI menyelenggarakan kampanye #141CekTBC untuk meningkatkan pengetahuan, pandangan, dan sikap masyarakat Indonesia yang mengalami gejala TBC, terutama di DKI Jakarta dan Jawa Barat.
"Upaya mempromosikan penyakit ini pun harus mengadopsi cara-cara baru untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa TBC masih ada di sekitar kita," tutur Henry.
Tujuan utama dari kampanye ini adalah untuk mendorong kesadaran masyarakat Indonesia yang masih rendah.
Masyarakat perlu memeriksakan dirinya bila mempunyai gejala batuk terus menerus selama 14 hari atau lebih ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Baca juga: Mitos atau Fakta, TBC adalah Penyakit Menurun? Berikut Penjelasan Dokter
"TBC bukan batuk biasa, jika mengalami gejala batuk lebih dari 14 hari sudah waktunya mencari solusi dengan periksa ke dokter," jelas Henry.
Kampanye ini didukung oleh deretan fitur yang bisa membantu masyarakat memahami tentang penyakit Tuberkulosis. Seperti fitur Chatbot yang segera bisa diakses dari website dan Whatsapp.
Fitur ini bisa membantu masyarakat mendapatkan panduan identifikasi TBC sejak dini.
Serta mengetahui lokasi fasilitas kesehatan terdekat untuk melakukan pemeriksaan di layanan dengan fasilitas diagnosis, sampai berbicara langsung dengan dokter melalui rekanan e-health platform.
Fitur lainnya adalah fitur Pengingat 141CekTBC dimana fitur ini diharapkan bisa membantu masyarakat lebih cepat tanggap terhadap gejala Tuberkulosis.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.