Dukung Green Economy, PWKI: Wujud Memakmurkan dan Sejahterakan Rakyat Lewat Sumber Kekayaan Alam
Indonesia memiliki sumber-sumber mineral yang cukup besar dan akan menjadi tulang punggung teknologi EBT, seperti timah, nikel dan lithium
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Eko Sutriyanto
Jadi dalam setiap tahun harus diukur berapa persen penurunan dari emisi karbon (carbon initiative) dalam proses bisnis.
Terdapat 6 tren global yang membuat MIND ID harus fit, agile dan adaptive (ESG dan dekabronisasi, pemulihan ekonomi global pasca Covid 19, clean energy transition, geopolitik, regulasi, penurunan produktivitas eksplorasi pertambangan dan industry 4.0).
Tren Green Economy dan Energy Transition, mulai dari negara di luar seperti Amerika, Tiongkok, Jepang dan sebagainya memang dituntut untuk dapat mengurangi level dari emisi karbon.
Dengan target penurunan emisi Indonesia 29 persen dari BAU di tahun 2030, dan 41 perden dengan bantuan Internasional, serta target carbon neutral di 2060.
Terakhir, Dany mengungkapkan bahwa dalam pertambangan ada peluang dan tantangan untuk bisa beradaptasi dalam tren dekarbonisasi.
Komoditas akan mendapatkan banyak manfaat dari sustainable economy, karena di semua industri perlu adanya sustainability path.
Makanya MIND ID juga memiliki sustainability pathway sebagai pilar strategis untuk program keberlangsungan, karena harus menjadi perusahaan yang terjamin keberlangsungannya bagi anak cucu dan cicit ke depan,” pungkasnya.
Amanat Pasal 33 UUD 1945
Sementara itu, pendiri dan sekaligus penasihat PWKI AM Putut Prabantoro menegaskan bahwa kemakmuran dan kesejahteraan selalu mengacu kepada sumber kekayaan alam dan cabang-cabang perekonomian yang penting serta menguasai hajat hidup orang banyak.
Ini merupakan amanat Pasal 33 UUD 1945 serta Pembukaan UUD 1945, yang merupakan cara untuk mencapai cita-cita ideologi bangsa meuju masyarakat adil, makmur dan sejahtera sebagaimana yang tertuang dalam Pancasila serta Pembukaan UDD 1945.
“Hal itu merupakan arah kebijakan dan tugas yang diemban oleh BUMN seperti PLN dan Mind ID yang mengacu pada sustainibilitas sektor ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup,” kata Putut.
Dalam hal ini, lanjut Taprof bidang Idiologi dan Sosial Budaya, Lemhannas RI ini, wartawan membutuhkan pencerahan dan penjelasan secara komprehensif mengenai hal tersebut.
Dukungan PWKI ini berpijak pada Ensiklik Laudato si (Bumi Sebagai Rumah Bersama) yang dikeluarkan pada 24 Mei 2015 oleh Paus Fransiskus yang mengkritik konsumerisme serta pembangunan tanpa terkendali.
Paus Fransiskus juga menyesalkan terjadinya kerusakan lingkungan dan pemanasan global.
Dengan Ensiklik itu, Paus Fransiskus mengajak semua umat manusia untuk mengambil aksi global yang terpadu dan segera. Vatican mempublikasikan Ensiklik tersebut dalam 8 bahasa (Italia, Jerman, Inggris, Spanyol, Perancis, Polandia, Portugis dan Arab).