Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hari Raya Nyepi: Sejarah, Tradisi, dan Makna Perayaan

Hari Raya Nyepi tahun ini jatuh pada 3 Maret 2022. Berikut sejarah, tradisi, dan makna perayaan Hari Raya Nyepi.

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Hari Raya Nyepi: Sejarah, Tradisi, dan Makna Perayaan
AFP/DEVI RAHMAN
Umat Hindu melakukan upacara Melasti untuk menyucikan diri dari dosa menjelang Hari Raya Nyepi, di Yogyakarta, Minggu (27/2/2022). - Simak sejarah, tradisi, dan makna perayaan Hari Raya Nyepi. 

Makna Perayaan Hari Raya Nyepi

Makna dan pelaksanaan Hari Raya Nyepi sangat relevan dengan tuntutan masa kini dan masa yang akan datang.

Mengutip bulelengkab.go.id, makna dan pelaksanaan Hari Raya Nyepi mengandung arti dan makna yang sangat relevan dengan tuntutan masa kini dan masa yang akan datang.

Melestarikan alam sebagai tujuan utama upacara Tawur Kesanga tentunya merupakan tuntutan hidup masa kini dan yang akan datang.

Puluhan Umat Hindu dengan mengenakan pakaian adat seba putih dan alat pelindung diri sepeti masker melaksanakan rangkaian upacara Nyepi Melasti di Pantai Marina Semarang, Jawa Tengah, Kamis (11/3/21). Tujuan dari upacara ini adalah untuk penyucian diri menyambut Hari Raya Nyepi. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)
Puluhan Umat Hindu dengan mengenakan pakaian adat seba putih dan alat pelindung diri sepeti masker melaksanakan rangkaian upacara Nyepi Melasti di Pantai Marina Semarang, Jawa Tengah, Kamis (11/3/21). Tujuan dari upacara ini adalah untuk penyucian diri menyambut Hari Raya Nyepi. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka) (TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA)

Bhuta Yajña (Tawur Kesanga) mempunyai arti dan makna untuk memotivasi umat Hindu secara ritual dan spiritual agar alam senantiasa menjadi sumber kehidupan.

Tawur Kesanga juga berarti melepaskan sifat-sifat serakah yang melekat pada diri manusia.

Pengertian ini dilontarkan mengingat kata “tawur” berarti mengembalikan atau membayar.

Berita Rekomendasi

Sebagaimana kita ketahui, manusia selalu mengambil sumber-sumber alam untuk mempertahankan hidupnya. Perbuatan mengambil akan mengendap dalam jiwa atau dalam karma wasana.

Perbuatan mengambil perlu dimbangi dengan perbuatan memberi, yaitu berupa persembahan dengan tulus ikhlas.

Mengambil dan memberi perlu selalu dilakukan agar karma wasana dalam jiwa menjadi seimbang.

Ini berarti Tawur Kesanga bermakna memotivasi ke-seimbangan jiwa. Nilai inilah tampaknya yang perlu ditanamkan sebagai makna dan pelaksanaan Hari Raya Nyepi dalam merayakan pergantian Tahun Saka.

Baca juga: Rangkaian Hari Raya Nyepi dan Maknanya, Upacara Melasti, Tawur hingga Ngembak Geni

Baca juga: Sejarah dan Tujuan Nyepi, Lengkap dengan Penjelasan Singkat tentang Rangkaian Acara Nyepi

Menyimak sejarah lahirnya, dari merayakan Tahun Saka kita memperoleh suatu nilai kesadaran dan toleransi yang selalu dibutuhkan umat manusia di dunia ini, baik sekarang maupun pada masa yang akan datang.

Umat Hindu dalam zaman modern sekarang ini adalah seperti berenang di lautan perbedaan.

Persamaan dan perbedaan merupakan kodrat.

Pada zaman modern ini persamaan dan perbedaan tampak semakin eksis dan bukan merupakan sesuatu yang negatif.

Persamaan dan perbedaan akan selalu positif apabila manusia dapat memberikan proporsi dengan akal dan budi yang sehat.

Brata penyepian adalah untuk umat yang telah mengkhususkan diri dalam bidang kerohanian. Hal ini dimaksudkan agar nilai-nilai Nyepi dapat dijangkau oleh seluruh umat Hindu dalam segala tingkatannya.

Karena agama diturunkan ke dunia bukan untuk satu lapisan masyarakat tertentu.

(Tribunnews.com/Yurika)(bobo.grid.id/Putri Puspita)

Artikel lain terkait Hari Raya Nyepi

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas