KSAD Ingatkan Pangdam hingga Danrem: Jangan Undang Penceramah yang Sudah Terpapar Radikalisme
Jenderal TNI Dudung Abdurachman akan meminta jajaran TNI AD untuk selektif memilih penceramah saat menggelar acara.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman akan meminta jajaran TNI AD untuk selektif memilih penceramah saat menggelar acara.
Hal itu ditegaskannya sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Itu juga menjadi satu poin yang nanti akan saya sampaikan kepada para Pangdam, para Danrem ya jangan sampai salah-salah kita memilih atau mengundang orang penceramah," kata Jenderal Dudung saat memimpin Rapim TNI AD tahun 2022 di Mabesad, Jalan Veteran, Jakarta, Rabu (2/3/2022).
Dudung menambahkan, jangan sampai jajaran TNI AD mengundang penceramah yang terpapar radikalisme.
Sehingga, menimbulkan pemahaman yang tidak bagus bagi internal TNI AD.
Baca juga: Saat KSAD Dudung Kenakan Seragam Baru TNI AD: Loreng NKRI
"Yang kemudian rupanya orang itu sudah terpapar radikalisme, sehingga jangan sampai ini pemahaman-pemahaman yang tidak bagus itu sampai ke keluarga besar kita," jelas Dudung.
Sebelumnya, dalam Rapim TNI-Polri pada Selasa (1/3/2022), Presiden Jokowi mengingatkan para istri personel TNI dan Polri untuk tidak mengundang penceramah radikal dengan mengatasnamakan demokrasi.
Presiden mengatakan, TNI dan Polri saat ini sudah harus berbenah, salah satunya berkaitan dengan arah kedisiplinan personel di masing-masing instansi tersebut.
"Ibu-ibu kita juga sama, kedisiplinannya juga harus sama. Enggak bisa, menurut saya, enggak bisa ibu-ibu (istri personel TNI-Polri) itu memanggil, ngumpulin ibu-ibu yang lain memanggil penceramah semaunya atas nama demokrasi," kata Jokowi.
Baca juga: KSAD Dudung Pimpin Rapim TNI AD 2022, Bahas Radikalisme hingga Situasi di Papua
"Sekali lagi di tentara, di polisi tidak bisa begitu. Harus dikoordinir oleh kesatuan, hal-hal kecil tadi, makro dan mikronya. Tahu-tahu mengundang penceramah radikal, nah hati-hati," lanjut Jokowi.
Presiden menekankan, kedisiplinan di lingkungan TNI dan Polri berbeda dengan kedisiplinan di masyarakat sipil.
Soal kedisiplinan tidak hanya untuk para suami di lapangan tetapi juga untuk para istri di rumah.