Sepekan Lebih Konflik Rusia dan Ukraina Terjadi, Apa Dampaknya Bagi Ekonomi Nasional Indonesia?
Dampak konflik antara Rusia dan Ukraina terhadap ekonomi nasional Indonesia, ekonomi nasional dapat terganggu, pemerintah harus antisipasi
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Garudea Prabawati
Jika ditarik lebih panjang lagi, bahan baku langka akan membuat harga barang jadi olahan gandum pun akan meningkat.
Produksi menurun hingga hilangnya lapangan kerja bagi para karyawan.
“Bila produksi menurun, bisa mengakibatkan pengurangan karyawan baik yang dikurangi jam kerjanya, dirumahkan, atau di-PHK."
"Hal tersebut bisa meningkatkan angka pengangguran dan kemiskinan pada 2022."
"Padahal, pada 2021, angka penggangguran sudah turun dari 7,07 persen pada Agustus 2020 menjadi 6,49 persen pada Agustus 2021."
"Dan angka kemiskinan juga turun dari 10,19 persen pada September 2020 menjadi 9,71 persen pada September 2021,” ungkap Kapoksi Gerindra di Komisi XI DPR ini.
Untuk itu, pemerintah perlu melakukan langkah antisipasi sedini mungkin agar tak menimbulkan kelangkaan dan kenaikan harga.
Hergun berharap, persoalan ini bisa segera diatasi.
Baca juga: Singapura Umumkan Sanksi Terhadap Rusia: Larangan Ekspor hingga Bekukan Empat Bank
Invasi Cepat Berakhir, Dampak Semakin Kecil
Menurut Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Adhi S Lukman, dampak kenaikan harga pangan berbahan dasar gandum di Indonesia akan sangat dipengaruhi oleh berapa lama invasi Rusia di Ukraina terjadi.
Semakin cepat invasi itu berakhir, maka semakin kecil pula dampaknya pada kenaikan harga.
Sementara ini, kata Adhi, memang harga makanan berbahan gandum belum begitu menunjukkan gejolak.
Ini karena pemerintah masih ada stok bahan baku untuk dua hingga tiga bulan ke depan.
"Industri sebenarnya masih punya stok yang tersedia baik bahan baku maupun barang jadi."