Sepekan Lebih Konflik Rusia dan Ukraina Terjadi, Apa Dampaknya Bagi Ekonomi Nasional Indonesia?
Dampak konflik antara Rusia dan Ukraina terhadap ekonomi nasional Indonesia, ekonomi nasional dapat terganggu, pemerintah harus antisipasi
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Garudea Prabawati
Selanjutnya, impor gandum dari Ukraina sebesar 25,91 persen atau senilai 919,43 juta dolar AS.
Kebutuhan Indonesia akan gandum ini, kata Hergun, membawa Indonesia ke peringkat ke-14 dunia sebagai konsumen gandum terbesar.
Tercatat pada 2021/2022, Indonesia merupakan pengonsumsi gandum peringkat ke-14 dunia dengan 10,4 juta ton.
Peringkat pertama diduduki China dengan 148,5 juta ton.
Baca juga: Bilang Ingin Vladimir Putin Dibunuh, Senator AS Ini Dikecam Dubes Rusia hingga Gedung Putih
Jika konflik terus-menerus terjadi di Ukraina, maka produksi olahan gandum dalam negeri pasti terganggu.
Apalagi industri makanan minuman di Indonesia banyak uang membutuhkan gandum untuk bahan baku.
Kondisi ini tentunya harus diantisipasi pemerintah.
Pemerintah, lanjut Hergun, harus menyiapkan langkah mitigasi menghadapi kelangkaan gandum.
Apalagi saat ini Indonesia sedang berusaha melakukan pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Menurut Hergun, pemerintah perlu menjajaki negara-negara lain untuk menggantikan pasokan gandum dari Ukraina, sementara ini.
“Meskipun diperkirakan akan kesulitan mendapatkan substitusi negara penghasil gandum, tapi pemerintah harus mencoba secara optimal,” kata Hergun, Jumat (4/3/2022)
Jangan sampai pemerintah terlambat menanganinya, hingga akhirny krisis bahan pangan seperti gandum, terjadi di Indonesia.
“Saat ini rakyat masih kesusahan akibat lonjakan harga minyak goreng, kedelai, dan daging sapi."
Baca juga: Singapura Umumkan Sanksi Terhadap Rusia: Larangan Ekspor hingga Bekukan Empat Bank
"Bila ditambah lagi dengan lonjakan harga gandum dan produk turunannya, maka akan menambah beban rakyat,” lanjut Hergun.