71 Ribu Perempuan Indonesia Memilih Childfree, Wamen PPPA Veronica Tan Soroti Hal Ini
Dalam kajian Badan Pusat Statistik (BPS), selama periode 2023 ada sekitar 71 ribu perempuan tidak ingin memiliki keturunan.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Veronica Tan turut merespons meningkatnya perempuan Indonesia yang memilih childfree atau memutuskan untuk tidak memiliki anak.
Dalam kajian Badan Pusat Statistik (BPS), selama periode 2023 ada sekitar 71 ribu perempuan tidak ingin memiliki keturunan.
Menurut Veronica Tan, kondisi ini dilatarbelakangi oleh kondisi pendidikan dan kesulitan ekonomi.
Ia mengatakan, keinginan childfree itu tidak jarang muncul pada perempuan yang berpendidikan tinggi, dimana mereka sudah matang mempertimbangkan keputusan itu.
Perempuan berpendidikan sering kali memandang bahwa mengurus anak memerlukan pengorbanan yang tidak sedikit.
“Mereka menganggap anak itu menjadi sebuah beban. Kalau kita tidak memberikan yang terbaik dengan kualitas. Akhirnya mereka memilih, saya saja enggak memberi kualitas yang baik, ngapain saya punya anak kan,” ujar dia saat ditemui di Kota Tua, Jakarta, Kamis (14/11/2024).
Selain itu, kesulitan ekonomi. Di Indonesia kini perempuan sudah memiliki kesadaran bahwa memiliki anak memerlukan kesiapan mental dan ekonomi.
Sehingga ketika mereka belum merasa siap secara psikologis dan kemampuan finansial maka mereka memilih untuk tidak memiliki anak.
“Tapi tanpa tahu jangka panjangnya itu punya anak. Akhirnya banyak sekali justru perempuan- perempuan yang belum teredukasi itu punya anak. Dan ini menjadikan beban dan ke kesehatan mental akhirnya,” ungkap Vero.
Sebelumnya, BPS merilis laporan terkait fenomena childfree. BPS melakukan kajian kepada kelompok perempuan usia 15 – 49 tahun. Hasilnya 71 ribu perempuan dalam rentang usia tersebut memilih untuk tidak memiliki anak.
"Perempuan yang menjalani hidup secara childfree terindikasi memiliki pendidikan tinggi atau mengalami kesulitan ekonomi. Akan tetapi gaya hidup homoseksual kemungkinan juga menjadi alasan tersembunyi," demikian laporan BPS dikutip Tribunnews.com.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.