Hasto Sebut Prediksi Bung Karno Bahwa Eropa dan AS Akan Krisis Akibat Kapitalisme Kini Terbukti
Hasto memaparkan panjang mengenai kepemimpinan Proklamator Ir Soekarno membangun Indonesia dan bagi dunia.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebangkitan kepemimpinan Indonesia bagi dunia memerlukan setidaknya 8 syarat.
Dimulai dengan penggalian spirit kepemimpinan Indonesia seperti sudah ditunjukkan oleh para pendiri bangsa.
Hal itu disampaikan Kandidat Doktor Universitas Pertahanan (Unhan) RI, Hasto Kristiyanto, dalam Pidato Inspiratif di Upacara Wisuda ke-110 Universitas Negeri Semarang (Unnes), di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (9/3/2022).
Hasto, yang juga Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) ini, mengatakan syarat pertama adalah menggali kembali keseluruhan spirit tentang kepemimpinan Indonesia yang telah ditunjukkan oleh para pendiri bangsa.
“Belajar dari kepemimpinan Bung Karno dan Bung Hatta, ada korelasi antara ide, gagasan, imajinasi, spirit, tekad, dan tindakan strategis di dalam mencapai visi kepemimpinan Indonesia,” kata Hasto dalam keterangannya.
Di hadapan para wisudawan, Hasto memaparkan panjang mengenai kepemimpinan Proklamator Ir Soekarno membangun Indonesia dan bagi dunia.
Dipaparkannya bagaimana Soekarno membuktikan sebuah Kepemimpinan stratejik yang visioner namun membumi.
Dan itu lahir melalui kepemimpinan intelektual, yang menciptakan daya imajinasi tentang masa depan.
“Bung Karno memperkirakan pada tahun 1945 bahwa suatu saat Eropa dan Amerika Serikat akan mengalami krisis ekonomi bersamaan akibat bekerjanya kapitalisme. Kapitalisme menciptakan krisis, belum selesai krisis yang satu, muncul krisis lainnya, dengan dampak yang semakin berat dan kompleks. Pandangan ini terbukti pada tahun 2008,” urai Hasto.
Baca juga: Hasto Kristiyanto: Begitu Tinggi Kepercayaan Bung Karno Kepada DR dr HR Soeharto
Hasto lalu menjelaskan syarat kedua kebangkitan kepemimpinan Indonesia bagi dunia. Yakni ideologi Pancasila dan UUD 1945 harus dipahami semangat dan konsepsinya di dalam membangun kepemimpinan Indonesia.
Syarat ketiga, adanya kepemimpinan strategis yang memadukan antara kepemimpinan ideologis yang memberikan arah, dengan kepemimpinan teknokratis yang menghadirkan kepemimpinan intelektual dalam agenda strategis guna membangun rasa percaya diri bangsa untuk percaya pada kekuatan sendiri.
Keempat, tersedia konsepsi pola pembangunan dalam perspektif jangka pendek, menengah, dan panjang. Konsep ini menjadi guideline policy dari seluruh penyelenggaran negara di dalam mewujudkan cita-cita nasionalnya.
Kelima, pendidikan dan kebudayaan ditempatkan sebagai lambang supremasi kemajuan. Di sini perguruan tinggi harus menjadi motor kemajuan.
Keenam, kata Hasto, adalah penguasaan ilmu-ilmu dasar seperti matematika, kimia, fisika, dan biologi dengan berbagai variannya.