Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

MUI Benarkan Surat Pengunduran Diri KH Miftachul Akhyar dari Ketum, Asrorun Niam: akan Gelar Rapat

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh membenarkan adanya surat pengunduran diri KH Miftachul Akhyar sebagai Ketum.

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in MUI Benarkan Surat Pengunduran Diri KH Miftachul Akhyar dari Ketum, Asrorun Niam: akan Gelar Rapat
Dokumentasi MUI
Musyawarah Nasional (Munas) X Majelis Ulama Indonesia (MUI) menetapkan KH Miftachul Akhyar, Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, sebagai Ketua Umum MUI periode 2020-2025 menggantikan Maruf Amin, di Hotel Sultan Jakarta, Jumat (27/11/2020). Dalam artikel mengulas tentang respons terkait surat pengunduran diri KH Miftachul Akhyar dair Ketum MUI. 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa, Asrorun Niam Sholeh membenarkan adanya surat pengajuan pengunduran diri KH Miftachul Akhyar sebagai Ketum MUI.

Asrorun Niam pun menghormati keputusan KH Miftachul Akhyar.

Namun, MUI memiliki aturan organisasi dalam merespons pengunduran dirI Ketum MUI.

Nantinya, MUI akan menggelar rapat internal guna membahas surat pengajuan pengunduran diri KH Miftachul Akhyar.

Baca juga: Anwar Abbas Ingin KH Miftachul Akhyar Tetap Jadi Ketum MUI

"Tepatnya, KH Miftachul Akhyar selaku Ketum MUI hasil Munas Tahun 2020 mengirim surat pengajuan pengunduran diri dari jabatan Ketua Umum MUI."

"Ini sebagai tindak lanjut sekaligus juga komitmen atas yang disampaikan oleh beliau (KH Miftachul Akhyar) pasca Muktamar NU akhir tahun 2021 kemarin," katanya, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube tvOneNews, Kamis (10/3/2022).

Lebih lanjut, Asrorun Niam mengatakan, penyampaian secara formal pengunduran diri telah diungkapkan KH Miftachul Akhyar dalam momentum rapat gabungan antara Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah PBNU di Kampus Unusia Parung, Bogor, Jawa Barat Rabu (9/3/2022) sore.

Berita Rekomendasi

Menyikapi hal tersebut, Ketua MUI Bidang Fatwa ini, menghargai keputusan KH Miftachul Akhyar.

"Saya secara pribadi memberikan rasa hormat atas langkah yang ditempuh sebagai bagian dari wujud komitmen dan juga tanggung jawab atas apa yang sudah dirakorkan pada saat Muktamar NU."

"Akan tetapi MUI memiliki mekanisme aturan organisasi di dalam merespons terkait kebijakan organisasi," ucapnya.

Surat pengajuan pengunduran diri ini, kata Asrorun Niam, merupakan bagian dari proses tertib organisasi yang tentu akan dibahas melalui forum rapat yang didasarkan kepada PDPRT MUI.

"Nanti responsnya seperti apa, InsyaAllah dalam waktu dekat akan diselenggarakan rapat pimpinan untuk membahas," jelasnya.

Baca juga: KH Miftachul Akhyar Mundur dari MUI: Saya Takut Jadi Orang Pertama yang Berbuat Bidah di NU

Menurutnya, secara person to person, Dewan Pimpinan MUI juga menyikapi atas surat pegajuan pengunduran diri dengan berbagai pandangan, ada yang keberatan karena dalam mandat Munas untuk kepentingan lima tahun.

"Kedua, tidak ada mekanisme organisasi untuk penggantian model pengunduran seperti ini," imbuhnya.

Nantinya, secara faktual akan dibahas oleh pimpinan MUI dalam waktu dekat.

Ketua Umum MUI KH Miftachul Akhyar di Kantor Kemenko Polhukam RI Jakarta pada Senin (22/11/2021).
Ketua Umum MUI KH Miftachul Akhyar di Kantor Kemenko Polhukam RI Jakarta pada Senin (22/11/2021). (Youtube Kemenko Polhukam RI)

Mengenai sosok pengganti KH Miftachul Akhyar, MUI belum pernah melontarkan satu kata pun soal penggantian Ketua Umum MUI.

"Di dalam perbincangan informal dewan pimpinan MUI belum ada satu kata pun yang mengarah pada pergantian dan belum ada satu orang dewan pun yang berpikir tentang penggantian Ketua Umum."

"Artinya, kita berada di tahap akan membahas surat tersebut, bagaimana sikap apa yang akan dilakukan ketika ada pengajuan pengunduran diri dari Ketum," tegas Asrorun Niam.

Diketahui, Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menyatakan mundur dari posisi Ketua Umum MUI.

Alasannya, KH MIftachul Akhyar ingin fokus sebagai Rais Aam PBNU.

Pengunduran diri itu diumumkan KH Miftachul Akhyar saat memberikan pengarahan dalam Rapat Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah PBNU di Kampus Unusia Parung, Bogor, Jawa Barat Rabu (9/3/2022) sore.

"Di saat ahlul halli wal aqdi (Ahwa) Muktamar ke-34 NU menyetujui penetapan saya sebagai Rais Aam, ada usulan agar saya tidak merangkap jabatan."

"Saya langsung menjawab sami'na wa atha'na (kami dengarkan dan kami patuhi). Jawaban itu bukan karena ada usulan tersebut, apalagi tekanan," katanya Tribunnews.com dari situs resmi NU Online.

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Daryono)

Simak berita lainnya terkait Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas