Kemenag Jelaskan Konsep Tempat Ibadah Multiagama, Bukan Satu Tempat untuk Semua Agama
Plt Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kemenag Thobib Al Asyhar menjelaskan bahwa yang dimaksudkan Yaqut bukan satu tempat untuk ibadah semua agam
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyinggung tempat ibadah multiagama saat memberikan sambutan pada Webinar Kebangsaan yang digelar Ikatan Alumni Universitas Indonesia pada 5 Maret 2022 lalu.
Plt Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kemenag Thobib Al Asyhar menjelaskan bahwa yang dimaksudkan Yaqut bukan satu tempat untuk ibadah semua agama.
"Istilah tempat ibadah multiagama itu bukan berarti satu tempat untuk ibadah bagi semua agama. Ide tempat ibadah multiagama itu adalah upaya untuk menyiapkan fasilitas tempat ibadah untuk masing-masing agama di kampus," ujar Thobib yang dikutip dari laman Kemenag, Jumat (11/3/2022).
Baca juga: Longgarkan Prokes, Penjelasan Dubes Indonesia untuk Arab Saudi Terkait Ibadah Haji Tahun Ini
Menurut Thobib, ide ini diarahkan untuk mendorong kampus atau perguruan tinggi untuk menyiapkan fasilitas tempat-tempat ibadah bagi mahasiswa, dosen, dan pemangku kepentingan lainnya sesuai dengan agama masing-masing.
Misalnya, tempat ibadah untuk orang Islam, tempat ibadah untuk orang Kristen, tempat ibadah untuk orang Katolik, tempat ibadah untuk orang Hindu, tempat ibadah untuk orang Buddha, dan tempat ibadah untuk orang Khonghucu.
“Jadi ide ini adalah ikhtiar agar setiap mahasiswa dan civitas akademika bisa mendapat fasilitas beribadah di kampus, sesuai agamanya dan di tempat ibadahnya masing-masing," jelas Thobib.
Menurut Thobib, sebelum menggelar Webinar, Iluni UI pada Oktober 2021 juga sempat beraudiensi dengan Yaqut di Kantor Kemenag, Jakarta.
Pihak yang beraudiensi merupakan perwakilan dari Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha, alumni dari berbagai fakultas di UI.
Dalam kesempatan itu, mereka menyampaikan rencana Iluni UI untuk membangun fasilitas sejumlah rumah ibadah di lingkungan kampus.
Rencana ini, kata Thobib, mendapat dukungan dari Yaqut.
Sebab, umat beragama di kalangan kampus, baik dosen maupun mahasiswa, juga membutuhkan tempat ibadah.
Penyediaan fasilitas rumah ibadah di perguruan tinggi, sudah dilakukan oleh sejumlah perguruan tinggi.
Thobib mencontohkan fasilitas sejumlah tempat ibadah yang ada di Institut Teknologi Sumatera (ITERA). Fasilitas itu dibangun pada tahun 2021.
Di sana, ada enam ruangan khusus untuk ibadah bagi masing-masing agama.