Bahlil Lahadalia Sebut Investasi Bidang Kesehatan Jadi Skala Prioritas
Bahlil mengatakan, saat ini skala prioritas investasi kita saat ini adalah kesehatan karena 90 persen kebutuhan kesehatan kita saat ini masih impor.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Arif Fajar Nasucha
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, KARAWANG - Usai berjuang melewati pandemi Covid-19, masyarakat Indonesia semakin sadar pentingnya layanan kesehatan untuk mendeteksi dini risiko kesehatan yang dihadapi, terutama risiko penularan penyakit.
Kesadaran juga berkembang di kalangan pelaku usaha, yang melihat kesehatan sebagai faktor penting investasi.
"Pertumbuhan investasi sangat berhubungan dengan kesehatan sehingga kami mengapresiasi kehadiran perusahaan yang terus berupaya memberikan kontribusi dalam meningkatkan layanan kesehatan," kata Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dalam peresmian Intibios Lab, Klinik, dan Farmasi di Karawang, Sabtu (12/3/2022).
Bahlil mengatakan, saat ini skala prioritas investasi kita saat ini adalah kesehatan karena 90 persen kebutuhan kesehatan kita saat ini masih impor.
Baca juga: Menteri Investasi Bahlil Lahadalia Ajak Mahasiswa Jadi Insan Pencipta
Ia menilai, keputusan Intibios untuk hadir di Karawang, Jawa Barat sangat tepat karena provinsi Jawa Barat masuk peringkat dua pertumbuhan investasi di Indonesia dan Karawang berada di posisi lima besar.
"Karena kita tahu bahwa dunia saat ini terus berupaya untuk menaklukkan Covid-19 di satu sisi, dan membangkitkan ekonomi di sisi lain dan perusahaan ini menjadi upaya dari dua upaya itu sehingga terus dekat dengan pasar dan industri," kata mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HPMI) ini.
Intibios Lab, Klinik, dan Farmasi adalah jaringan nasional layanan kesehatan terintegrasi.
Awalnya, sejumlah pengusaha, dokter, dan tenaga ahli laboratorium berkolaborasi membangun laboratorium untuk membantu penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.
Rio Abdurrachman, Direktur Utama Intibios mengatakan, kehadiran perusahaan di Karawang merupakan awal dari transformasi bisnis, dari yang semula hadir sebagai laboratorium tes Covid-19, menjadi laboratorium umum, klinik, dan farmasi.
"Kami mengawali keterpanggilan memutus mata rantai Covid-19. Dan sekarang bertransformasi menjadi laboratorium umum. Kita juga ada farmasi apotik. Transformasi ini dilakukan karena belajar dari pandemi Covid-19 dimana kesehatan sangat penting," kata Rio.
Baca juga: Pesan Herman Deru untuk Erick Thohir Soal Masyarakat Sumbagsel
Perusahaan ini dibangun hasil kolaborasi sejumlah pelaku usaha, dokter, dan tenaga ahli laboratorium yang digagas Enggartiasto Lukita, pengusaha senior yang juga mantan Menteri Perdagangan bersama pengusaha Sumadi Seng, Belly Budiman, Rio Abdurrachman, dan Dokter Nanny Djaya. Intibios Lab, Klinik & Farmasi kini memiliki 35 unit layanan di 18 kota di Indonesia.
“Ke depan, sektor kesehatan semakin strategis dalam pembangunan sebuah wilayah. Daya tarik dan ketahanan suatu wilayah semakin ditentukan oleh kehadiran dan kemampuan sektor kesehatan di tempat itu.
Kami ingin menjadi bagian dari penguatan sektor kesehatan di kota-kota tempat kami beroperasi, menjadi bagian dari pembangunan ekonomi dan kualitas manusia di mana pun kami berada,” ujar Enggartiasto Lukita, penggagas dan Komisaris Utama Intibios Lab, Klinik, dan Farmasi.
Enggar mengatakan, pihaknya mendekatkan layanan kesehatan berkualitas dengan masyarakat dan pasar.
“Kami datang dan mendekat ke pasar dan masyarakat. Di mana kami dibutuhkan, kami siap datang ke sana," katanya.
Rio menambahkan, pemeriksaan kesehatan (melalui medical check-up dan tes yang dibutuhkan di laboratorium), konsultasi dokter, pencegahan penyakit melalui vaksinasi, dan penanganan masalah menggunakan obat-obatan yang disediakan oleh farmasi merupakan satu kesatuan mata rantai untuk membuat masyarakat tetap sehat, tetap produktif, dan bahagia.