Serangan Siber Merajalela, R17 Group Bantu Pemerintah Ciptakan Ekosistem Digital yang Lebih Aman
R17 Group membantu pemerintah untuk mengatasi keamanan siber di Indonesia. BSSN menyebutkan, 83% perusahaan di Tanah Air rentan diretas.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seiring dengan perkembangan digital saat ini memudahkan semua pihak untuk bertransformasi.
Segala macam aktivitas saat ini sudah berbasis teknologi informasi.
Tentu hal ini harus disikapi secara bijak, agar tren positif berkembangnya dunia digital bisa dirasakan manfaatnya.
Belakangan ini memang kejahatan di dunia digital semakin meningkat, tercatat di Indonesia, ada 1,3 miliar serangan siber terjadi sepanjang Januari – November 2021.
Baca juga: Marak Kasus Pencucian Kripto, Neflix Luncurkan Film Dokumenter Bertema Peretasan Bitfinex
Berdasarkan data dari Badan Siber & Sandi Negara (BSSN) menyebutkan, 83% perusahaan di Tanah Air rentan diretas.
Transformasi digital di Indonesia tentu dihadapi dengan beberapa tantangan yang antara lain meliputi risiko perlindungan data pribadi, risiko strategi bisnis, risiko penyalahgunaan teknologi, risiko serangan siber, pemalsuan data dan literasi digital.
Melihat itu semua, R17 Group sebuah perusahaan yang berfokus pada keamanan siber dan mengembangkan bisnis pelanggan dengan melakukan transformasi digital.
Hal ini tertuang dalam acara #R17PodcastShow dengan tema “Ensuring The Security of Digital Ecosystem in Indonesia” yang diadakan di The Brotherhood, Gunawarman, Jaksel, Selasa (22/3/2022).
"R17 Podcast Show merupakan wadah komunikasi dua arah untuk membahas isu-isu terkini mengenai perkembangan bisnis dan teknologi yang dituangkan dalam bentuk hybrid event," kata Deputy CEO R17 Group, Hengky Witarsa, dalam sambutan singkatnya.
Baca juga: Balas Sanksi Barat, Joe Biden Sebut Rusia Bakal Lancarkan Serangan Siber ke AS
Acara ini, kata Hengky, berkolaborasi dengan pakar teknologi, pakar industri, serta regulator.
"Diharapkan R17 Podcast Show bisa memberikan kontribusi untuk pertumbuhan dan keamanan siber di Indonesia," ujarnya.
Dalam acara R17 Podcast Show ini, hadir pembicara kompeten seperti pembicara utama, Deputi Bidang Operasi Keamanan Siber & Sandi BSSN, Brigjen TNI Dominggus Pakel, S. Sos, M.M.S.I.
Untuk diskusi panel dihadiri oleh Kepala Sub Direktorat Peningkatan Kapasitas Daerah, Kemendagri, L.Salaman Al Farisi, M.Si; Group Head Bussines Support, Digital Banking Division Bank BJB, Amanda Krisdayani; Chief of Technology Officer – R17 Group, M. Irfan Jambak, Ph.D; Country Business Development Manager AMD Indonesia, Brando Lubis; Senior Solution Architect – Fujitsu, Abd Shomad dan akan dimoderatori oleh, Chief Digital Transformation R17 Group, Zulhelfi Abidin.
Sebagai pembicara utama, Deputi Bidang Operasi Keamanan Siber dan Sandi-BSSN, Brigjen TNI Dominggus Pakel, S. Sos, M.M.S.I. mengatakan saat ini bukan lagi teknologi bergantung kepada manusia, tapi manusia tergantung kepada sistem atau teknologi.
Baca juga: BSSN Fokus Bentuk Cyber Security Untuk IKN Hingga Tangkal Penyebaran Paham Radikalisme
Makanya, kata dia, perlu ada sebuah landasan agar tidak kebablasan.
“Walaupun perkembangan teknologi begitu cepat dan massif serta serangan siber bertubi-tubi ketika kita punya dasar, yaitu Pancasila sebagai dasar negara yang mengikat dan mempersatukan kita, saya anggap ini clear,” tegasnya.
Negara, lanjutnya, hadir memberikan perlindungan dengan konsep strategi keamanan siber nasional untuk menjamin keamanan ruang siber, sistem dan informasi nasional, serta melindungi seluruh rakyat, tumpah darah, dan nilai-nilai kehidupan bangsa.
Selain itu juga untuk melindungi ekosistem perekonomian digital nasional demi tercapainya pertumbuhan dan inovasi.
“Membina kekuatan dan kemampuan keamanan siber Indonesia yang andal dan berdaya tangkal dan memajukan kepentingan nasional keamanan siber Indonesia dan mendukung terciptanya ruang siber global yang terbuka, aman, stabil, dan bertanggung jawab,” paparnya.
Baca juga: AS Sita $3.6 Miliar Mata Uang Kripto Terkait Peretasan
Dalam akhir paparannya, Dominggus mengatakan ketika terjadi serangan siber, simpul-simpul di antara beberapa komunitas, maka disitulah tanggungjawab dan tugas BSSN untuk memberikan rekomendasi kepada setiap stakeholder terkait untuk meningkatkan kualitas, kehandalan dari infrastruktur baik perangkat keras maupun perangkat lunak, termasuk sumber daya manusia.
“Bahwa program untuk pemulihan jika terjadi serangan perlu dilakukan bersama baik dari BSSN maupun Kominfo dan kami bekerjasama dengan seluruh Lembaga Kementerian terkait,” tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Chief Of Technology Officer R17 Group, M Irfan Jambak PH.D menjelaskan secara detail terkait pencegahan jika terjadi ancaman.
Pertama adalah dari sosok individunya, memang kata dia tidak semua ingin menganggu tapi hanya ingin menunjukan bahwa dirinya expert.
“Tapi jika sudah berhasil masuk, bahwa itu tidak aman. Tentu kita harus aware, bahwa sistem yang kita punya sangat rentan. Kita harus segera menutup celah tersebut,” ujarnya.
Baca juga: Komentar Jubir PSI, BSSN Berencana Bangun Pusat Rekam Cadang di IKN Nusantara
Sejauh ini sesuai data yang ada serangan terhadap dunia digital sangat banyak, ada sekitar miliaran serangan.
R17 Group mencoba untuk membuat system security digital. Tapi, kata Irvan, masih dalam tahap internal.
“Kita akan coba kembangkan, mungkin butuh 1-2 tahun untuk menjadi sebuah produk,” tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.