Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pawang Hujan Rara Istiati Ungkap Detik-detik Dirinya Diperbolehkan Masuk ke Sirkuit Mandalika

Rara menyatakan sebelum balapan berlangsung pada Minggu, dirinya sudah beberapa kali bertugas di dalam arena sirkuit.

Penulis: Daryono
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Pawang Hujan Rara Istiati Ungkap Detik-detik Dirinya Diperbolehkan Masuk ke Sirkuit Mandalika
Kolase Tribunnews.com: TribunBali/I Nyoman Mahayasa dan KOMPAS.com/Benediktus Agya Pradipta
Rara Istiani Wulandari, pawang hujan di Sirkuit Mandalika yang mejadi sorotan saat ajang MotoGP. 

Menurutnya, pawang hujan itu merupakan bagian dari kearifan lokal yang ada di masyatakat. Sehingga, secara saintis itu sulit untuk dijelaskan.

"Namun, untuk BMKG sendiri sebenarnya memiliki (perkiraan) sendiri. Kalau kita liat fenomenanya kemarin sejak 3 hari yang lalu, tanggal 17, 18, 19 itu sudah diprakirakan BMKG, bahwa di Mandalika itu akan terjadi hujan dengan intensitas ringan sampai lebat," ungkap Guswanto, Senin (21/3/2022).

"Kemudian tanggal 20 (Maret) diperkirakan juga hujan lebat disertai badai petir, kenapa perkiraannya itu? Karena pada waktu itu terjadi bibit sikontropis 93f yang dampaknya itu memberikan potensi pertumbuhan awan hujan di Mandalika," tambahnya.

Baca juga: Penjelasan Fadli Zon Soal Cuitan Indonesia Butuh Pawang Utang

Sehingga, kata Guswanto, bahwa hujan tetap turun terbukti di Mandalika.

"Dan buktinya, kan dari awal pawang itu sudah bekerja, tapi kan enggak berenti juga (hujannya,red)," ucapnya.

Lebih lanjut, Guswanto mengatakan bahwa waktu hujan berhenti sudah diperkirakan oleh BMKG, sebelumnya.

Sehingga, tak ada kaitannya dengan aksi pawang hujan.

Berita Rekomendasi

"Jadi sebenarnya kemarin waktu berhentinya, itu bukan karena pawang hujan."

"Karena durasi waktunya sudah selesai."

"Kalau dilihat prakiraan lengkap di tanggal itu memang selesai di jam itu. Kira-kira jam 16.15 WITA, itu sudah selesai, tinggal rintik-rintik itu bisa dilakukan balapan. Kalau diliat dari prakiraan nasional analisis dampak yang kita miliki BMKG," jelasnya.

"Sebenarnya kalau cerita tentang pawang hujan itu adalah kearifan lokal yang mereka miliki, dan itu tidak bisa dicampuradukkan dengan antara sains dan kearifan lokal," jelasnya.

(Tribunnews.com/Daryono/Fransiskus Adhiyuda)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas