Airlangga Dinilai tak Punya Beban Sejarah, Hanya Perlu Penguatan Popularitas dan Elektabilitas
Kehadiran Airlangga sebagai pembantu presiden maupun sebagai pemimpin politik dinilai sebagai kemampuan komunikasi politik yang efektif.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di sela kegiatan sebagai Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam beberapa kesempatan melakukan kunjungan politik sebagai Ketua Umum Partai Golkar kepada sejumlah ketua umum parpol lain dan organisasi masyarakat.
Ia juga gencar “blusukan” ke berbagai daerah untuk memastikan jalannya berbagai program pemerintah.
Kehadiran Airlangga di tengah masyarakat baik sebagai pembantu presiden bidang ekonomi maupun sebagai pemimpin politik dinilai sebagai kemampuan komunikasi politik yang efektif.
Kemampuan ini memperkuat posisinya sebagai calon presiden yang kredibel di mata publik.
Menurut pengamat politik Indopol Survey Verdy Firmantoro, kehadiran Airlangga, baik sebagai Menko Perekonomian maupun Ketua Umum Partai Golkar, di tengah-tengah masyarakat merupakan bagian dari strategi komunikasi politik yang jitu dalam mempersiapkan pemilu 2024 mendatang.
"Tidak banyak pemimpin politik hari ini sekaliber capres yang memiliki kemampuan dan jangkauan komunikasi politik seefektif itu. Safari ke daerah-daerah tentu menjadi bagian penting untuk memastikan kerja mesin politik sampai ke akar rumput secara keseluruhan berjalan," kata Verdy kepada wartawan dikutip Jumat (25/3/2022).
Kehadiran tersebut, merupakan upaya meningkatkan channels of messages distribution, untuk memperluas saluran komunikasi dengan masyarakat melalui pertemuan langsung.
Meski Verdy mencatat, agar tidak terjadi mispersepsi terkait kehadiran Airlangga ke daerah-daerah, bukan hanya kerja politik sebagai ketum partai, melainkan kerja untuk Indonesia.
Baca juga: Peluang Puan-Anies di Pilpres 2024 Dinilai Buat Prabowo Harus Melakukan Kalkulasi Politik Ulang
Apalagi, menurut Verdy, di tengah situasi yang kurang kondusif seperti saat ini terkait berkembangnya isu perpanjangan masa jabatan presiden atau kelangkaan minyak goreng, pemerintah harus hadir untuk rakyat.
Terkait peluang Airlangga dan Golkar dalam kontestasi pemilu 2024, Verdy menyebut peluang tersebut sangat terbuka.
Situasi politik sangat cair, berbagai kemungkinan bisa terjadi tergantung komunikasi politik untuk menemukan irisan-irisan yang strategis dengan berbagai pihak lain.
"Pak Airlangga relatif tak punya beban sejarah, hanya perlu penguatan popularitas dan elektabilitas," ujarnya.
Dalam kapasitasnya sebagai Menko Perekonomian, Verdy menilai kinerja Airlangga cukup baik menerjemahkan arahan dari Presiden.
Kinerja tersebut juga dijalankan sebagai kerja kolektif dan sinergi lintas kementerian.