Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Malaysia Usul Bahasa Melayu Jadi Bahasa Kedua ASEAN, Begini Tanggapan Kemlu RI

PM Malaysia mengusulkan penggunaan Bahasa Melayu sebagai bahasa kedua ASEAN.

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Malaysia Usul Bahasa Melayu Jadi Bahasa Kedua ASEAN, Begini Tanggapan Kemlu RI
Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut kedatangan resmi Perdana Menteri (PM) Malaysia Ismail Sabri Yaakob di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Rabu, (10/11/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Malaysia mengusulkan Bahasa Melayu menjadi bahasa kedua ASEAN. 

Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Ismail Sabri Yakob serius mengangkat gagasan ini saat menanggapi pertanyaan Majelis Tinggi Malaysia dalam sesi tanya jawab mengenai upaya yang dilakukan untuk mengangkat Bahasa Nasional Malaysia di tingkat internasional.

Menanggapi pertanyaan wartawan terkait gagasan Malaysia tersebut, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu RI) Teuku Faizasyah memberikan pernyataan pada konferensi pers, Kamis (31/3/2022).

Menurutnya pertanyaan berkaitan dengan bahasa lebih tepat ditanyakan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Namun pemerintah Indonesia akan ikut mendorong, jika negara ASEAN lainnya menyetujui Bahasa Indonesia  menjadi bahasa resmi kedua di ASEAN.

“Kita tentunya akan ikut mendorong, bila (Bahasa Indonesia) diterima sebagai salah satu konsensus di sesama negara anggota ASEAN terkait penggunaan bahasa resmi lainnya. Selain Bahasa Inggris yang digunakan sebagai Bahasa resmi dalam komunikasi di lingkungan ASEAN,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan Kompas.com, PM Malaysia mengusulkan penggunaan Bahasa Melayu sebagai bahasa kedua ASEAN.

Baca juga: Malaysia Dinobatkan Sebagai Destinasi Program Bayi Tabung dengan Efektivitas Tinggi

Berita Rekomendasi

Menurutnya Bahasa Melayu telah digunakan sebagai bahasa pengantar di beberapa negara seperti Indonesia, Brunei, Singapura, Thailand Selatan, Filipina dan sebagian Kamboja.

“Jadi tidak ada alasan kami tidak bisa menjadikan Bahasa Melayu sebagai salah satu bahasa resmi ASEAN,” ujar Ismail dikutip dari Malaymail, Rabu (23/3/2022).

Ismail mengatakan, selama kunjungannya ke Kamboja, ia diberitahu ada 800.000 Melayu-Cham yang memakai bahasa Melayu.

Di Vietnam ada sekitar 160.000 penutur Melayu yang juga keturunan Melayu-Cham.

Serta ada sejumlah populasi kecil penutur Melayu di Laos.

Pihaknya mengaku akan berdiskusi dengan negara-negara yang memakai Bahasa Melayu supaya sepakat menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa kedua ASEAN.

“Setelah itu, kami akan berdiskusi dengan para pemimpin ASEAN lainnya yang negaranya juga memiliki penduduk yang menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa lisan,” katanya lagi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas