Soal Pemalsuan Tanda Tangan oleh Arief Rosyid, JK Tahu dari Staf Protokoler Istana
Jusuf Kalla mengetahui tanda tangannya dipalsukan oleh Arief Rosyi dari staf protokoler ketika dikonfirmasi.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Penghubung Umum Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI), Husain Abdullah mengungkapkan soal pemalsuan tanda tangan Ketua Umum DMI, Jusuf Kalla (JK) oleh Ketua Departemen Ekonomi DMI, Arief Rasyid.
Husain mengatakan, JK mengetahui tanda tangan miliknya telah dipalsukan oleh Arief ketika dihubungi oleh staf protokoler Istana.
Kronologis pemberitahuan oleh staf Istana, kata Husain, JK dihubungi untuk mengonfirmasi perihal sebuah undangan.
Diketahui, undangan itu terkait surat yang ditujukan kepada Wakil Presiden, Ma'ruf Amin dalam acara kickoff Festival Ramadhan.
Baca juga: PROFIL Arief Rosyid, Pengurus DMI yang Diisukan Dipecat karena Palsukan Tandatangan Jusuf Kalla
Baca juga: Jusuf Kalla Ungkap Rasa Kehilangan Sosok Almarhum Arifin Panigoro
Kemudian ketika dihubungi, JK justru kaget karena tidak pernah memberi izin untuk mengirimkan surat kepada pihak Istana.
“Jadi orang protokol ini telepon ke staf Pak JK. Menanyakan apa benar ada surat dari bapak? Ditanyalah Pak JK.”
“Pak JK kaget karena tidak pernah kirim surat,” tutur Husain pada Minggu (3/4/2022) dikutip dari Kompas.com.
Ia mengatakan kebiasaan JK yaitu terlebih dahulu untuk bertemu atau menghubungi secara langsung sebelum mengundang seseorang untuk hadir dalam sebuah acara.
Kemudian ketika setuju, kata Husain, undangan resmi biasanya akan disusulkan setelah orang yang bersangkutan bersedia hadir.
“Jadi tidak langsung nyelonong begitu kan enggak biasa. Biasanya sih menelepon. Habis itu disusul surat administrasi,” jelasnya.
Selain itu, ujarnya, JK terbiasa agar terlebih dahulu memeriksa setiap surat undangan yang akan dikirimkan secara langsung.
Ditambah, JK juga terbiasa menyertakan tanda tangan basah di atas dokumen undangan yang akan dikirim.
“Pertama, untuk menghormati yang disurati. Kalau pakai copy-an tanda tangan kan tidak nyaman buat dia, jadi biasa minta tanda tangan basah,” jelas Husain.
Sebelumnya diberitakan, Komisaris Independen Bank Syariah Indonesia (BSI) dan mantan Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), Muhammad Arief Rosyid Hasan terbukti memalsukan tanda tangan JK serta Sekjen DMI, Imam Addaruqutni.
Baca juga: Jusuf Kalla: Letak Masalah Bangsa Ini Adalah Ketidakadilan di Masyarakat