Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Partai Buruh Sebut Kebijakan BLT Minyak Goreng Berpihak kepada Para Taipan

Presiden Partai Buruh Said Iqbal merasa aneh dengan kebijakan pemerintah yang menyalurkan bantuan berupa BLT minyak goreng

Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Partai Buruh Sebut Kebijakan BLT Minyak Goreng Berpihak kepada Para Taipan
TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Pengunjung membeli minyak goreng kemasan di sebuah supermarket di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (18/3/2022). Stok minyak goreng di pasaran kini mulai kembali melimpah seiring dengan dicabutnya aturan harga eceran tertinggi (HET). Pemerintah mencabut HET minyak goreng sejak Rabu (16/3) menyusul adanya kelangkaan barang yang terjadi belakangan ini. Beberapa merk minyak goreng kemasan terkenal pun mulai memenuhi rak-rak supermarket. Tribunnews/Jeprima 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Partai Buruh Said Iqbal merasa aneh dengan kebijakan pemerintah yang menyalurkan bantuan berupa BLT minyak goreng dan subsidi minyak goreng curah.

"Orang enggak butuh BLT, yang dibutuhkan adalah harga minyak goreng kemasan turun, karena itu sehat ada kandungannya dan perlidungan konsumen," kata Said dalam konferensi pers daring di kanal Youtube Bicaralah Buruh, Selasa (5/4/2022).

Said menyebut BLT bukanlah kebijakan yang berpihak kepada rakyat miskin.

"Tapi membela para taipan pemilik CPO (Crude Palm Oil)," lanjutnya.

Dengan begitu, Said mengatakan para taipan bisa terus menjual harga minyak goreng dengan harga pasar dan mengambil untung berkali-kali lipat.

"Kok negara tunduk sama mafia minyak goreng? Seolah kan membantu rakyat BLT, padahal cuma 20,5 juta orang, padahal yang butuh minyak goreng 80 sampai 100 juta orang," kata dia.

Baca juga: Partai Buruh Tolak Kebijakan Bantuan Langsung Tunai Minyak Goreng, Said Iqbal: Itu Gudangnya Korupsi

Berita Rekomendasi

Dia berkali-kali menyarankan ketimbang memberi BLT, subsidi tersebut dialihkan untuk minyak goreng kemasan.

"Kalau minyak kemasan disubsidi, maka harganya urun, sehingga orang yang menikmati bukan 20 juta, tapi 80 juta," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas