Penyebaran Paham Radikalisme di Internet Sasar Generasi Millenial
Dia mencontohkan insiden bom di Katedral Makassar dan penembakan di Mabes Polri pada tahun 2021 lalu.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar meminta kepada masyarakat khususnya generasi muda agar selektif mengkonsumsi konten di dunia maya.
Menurut dia, tidak sedikit anak muda yang terjebak menerima konten atau narasi radikal berkedok agama untuk nekat berjihad.
Dia mencontohkan insiden bom di Katedral Makassar dan penembakan di Mabes Polri pada tahun 2021 lalu.
"Fenomena ini nyata dan terjadi di Indonesia," kata dia, dalam keterangannya, pada Senin (4/4/2022).
Untuk itu, dia mengajak generasi muda supaya lebih produktif dan kritis.
Baca juga: Radikalisme Menyusup Ke Kalangan PNS, Pengamat: Perlu Ada Tes Seperti di Era Soeharto
Caranya dengan mengembangkan kemampuan literasi digitalnya, serta turut mengedukasi dan menjadi agen kontra radikalisasi di dunia maya.
Dia menjelaskan, literasi digital dalam pemanfaatan dunia maya harus dimanfaatkan anak muda agar tidak salah menyikapi narasi radikal.
"Dapat memilah secara bijak informasi yang bermanfaat dan yang merugikan,” ujar Boy Rafli.
Kaum Muslim di Indonesia bisa menjalankan ibadah puasa dengan khidmat berkat situasi damai.
Karena itu, dia menyerukan momen bulan Ramadhan 1443 H menjadi momen menyemai rasa cinta agama dan tanah air sekaligus.
Baca juga: Bertemu Pengurus FRPKB, KSAD Jenderal Dudung Ungkap Keprihatinan Atas Maraknya Radikalisme di Kampus
“Kita bisa leluasa beribadah menjalankan puasa dengan tenang dan nyaman karena berada di lingkungan yang damai. Makanya mari pupuk kedamaian di negeri ini,” seru Boy Rafli Amar.
Menurut Boy para pendiri bangsa memiliki pemikiran yang maju. Mereka menggelorakan semboyan hubbul wathon minal iman yang artinya cinta tanah air adalah sebagian dari iman.
“Kenapa begitu karena dengan cinta tanah air, negara menjadi aman sehingga ibadah bisa berjalan dengan leluasa tanpa ada gangguan,” terang mantan Kepala Divisi Humas Polri ini.
Boy Rafli mengungkapkan ada belahan dunia lain tengah terjadi perang. Situasi tersebut tentu membuat warganya tidak leluasa menjalankan ibadah dengan nyaman dan aman.
Untuk itu Boy Rafli mengajak semua lapisan masyarakat untuk mempertahankan eksistensi Indonesia.
Dia melihat upaya untuk merusak eksistensi Indonesia terus dilancarkan kelompok radikal terorisme. Mereka berkedok dibalik agama dengan tujuan menciptakan kekacauan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.