Mahfud MD Sampaikan Soal Puasa dan Kesetaraan Saat Isi Ceramah Tarawih di Masjid Istiqlal
Semangat tersebut, kata Mahfud, sebagai bagian dari semangat kemerdekaan yang ingin membangun kesetaraan dan keadilan, bukan kesewenang-wenangan.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD menyampaikan mengenai makna puasa saat mengisi ceramah sebelum Salat Tarawih di Masjid Istiqlal Jakarta pada Selasa (5/4/2022).
Menurut Mahfud salah satu fungsi puasa adalah untuk membangun empati dan kesetaraan.
Semua manusia, kata Mahfud, punya harga diri, harkat, dan martabat yang sama.
Oleh sebab itu, menurutnya siapapun tidak dibenarkan jika memandang orang lain lebih rendah dari dirinya.
Bagi Mahfud, menganggap orang lain lebih rendah adalah tindakan jahiliyah.
Baca juga: Mahfud MD Ungkap MK Lebih Dulu Hapus Aturan Larangan Keturunan PKI Ikuti Seleksi Jabatan Politik
"Berpuasa itu membangun empati dan kesetaraan, empati itu apa? ikut merasakan kesedihan orang. Kalau orang lapar itu rasanya seperti ini, kalau orang kedudukannya lebih rendah rasanya seperti ini," kata Mahfud dalam keterangan resmi Tim Humas Kemenko Polhukam RI pada Selasa (5/4/2022) malam.
Mahfud juga mengisahkan seorang sahabat nabi bernama Abu Dzar al-Ghifari yang pernah ditegur oleh Nabi Muhammad SAW karena memaki budak atau pembantunya secara berlebihan.
Karenanya, Abu Dzar memakai pakaian dan sepatu yang kualitasnya sama dengan para pembantunya.
"Kalau kamu punya pembantu, punya karyawan, perlakukan dia dengan baik, berilah pakaian seperti yang kamu pakai, berilah makanan seperti yang kamu makan, bantulah dia kalau bekerja, karena sebenarnya dia itu membantumu, pekerjaan pokoknya itu ada padamu," ungkap Mahfud menyampaikan teladan yang diberikan Nabi kepada Abu Dzar.
Baca juga: Mahfud MD: PP PKKPH Tidak Mengurangi Kewenangan Kementerian atau Lembaga di Laut
Mahfud juga mengajak para jamaah memperkuat semangat menghargai orang lain.
Semangat tersebut, kata Mahfud, sebagai bagian dari semangat kemerdekaan yang ingin membangun kesetaraan dan keadilan, bukan kesewenang-wenangan.
"Di dalam Bulan Puasa ini, mari kita bangun ketakwaan kita itu dengan membangun empati dan kita jaga negara kesatuan republik Indonesia ini sebagai negara yang merdeka karna ingin membangun kesetaraan dan keadilan, bukan membangun kesewenang-wenangan. Ini cara kita mengisi kemerdekaan," kata Mahfud.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.