Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nadiem Tolak Usulan Malaysia agar Bahasa Melayu Jadi Bahasa ASEAN: Indonesia Justru Lebih Layak

Nadiem kemudian menjelaskan bahwa di tingkat internasional bahasa Indonesia telah menjadi bahasa terbesar di Asia Tenggara.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Nadiem Tolak Usulan Malaysia agar Bahasa Melayu Jadi Bahasa ASEAN: Indonesia Justru Lebih Layak
Tribunnews.com/ Fahdi Fahlevi
Mendikbudristek Nadiem Makarim. 

Angka itu berarti bahasa Melayu memiliki jumlah penutur ketujuh terbesar di dunia. Ismail menyebut bahasa Melayu juga digunakan di sejumlah negara ASEAN selain Malaysia. Negara-negara itu meliputi Indonesia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand Selatan, Filipina Selatan dan sebagian dari Kamboja.

Ketika melawat ke Kamboja, Ismail mengaku mendapati hingga 800.000 etnis Melayu-Cham yang menuturkan bahasa Melayu.

Sementara itu terdapat 160.000 penutur bahasa Melayu pula di antara keturunan Melayu-Cham di Vietnam.

Sejumlah penutur bahasa itu juga berkediaman di Laos.

Menilik angka tersebut, maka Ismail kemudian mendesak pemberdayaan bahasa Melayu dengan menjadikannya sebagai bahasa resmi ASEAN.

Langkah itu akan ditinjau terlebih dahulu bersama dengan anggota badan tersebut.

"Di seluruh ASEAN ada orang yang bisa berbahasa Melayu. Oleh karena itu tidak ada alasan mengapa kami tidak dapat menjadikan bahasa Melayu sebagai salah satu bahasa resmi ASEAN," jelasnya.

Berita Rekomendasi

Ia juga mengklaim Presiden Indonesia, Joko Widodo, sudah sepakat menggunakan Melayu sebagai bahasa perantara mereka. IsmaiI menyatakan itu setelah bertemu Jokowi di Istana Negara, Jakarta, pada Jumat (1/4) lalu.

"Saya, seperti juga dengan presiden [Jokowi] akan menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa perantara kami. Kami setuju, jika kami bersama-sama memperkuat bahasa rumpun Melayu ini. Kami setuju dan terima kasih kepada Bapak Presiden karena setuju dengan Malaysia untuk memperkuat bahasa Melayu yang merupakan bahasa serumpun," katanya.

Di sisi lain Menteri Luar Negeri RI Retno Lestari Priansari Marsudi membantah klaim Ismail itu.

Ia menjelaskan bahwa Malaysia baru sebatas menyampaikan usulan ke RI, namun persetujuan belum diputuskan.

"PM Malaysia menyampaikan usulan tersebut, yang tentunya masih memerlukan kajian dan pembahasan lebih lanjut," kata Retno.

Menurut Retno, selama ini bahasa resmi ASEAN adalah bahasa Inggris. Ia menyebut Indonesia masih perlu mengkaji terlebih dahulu sebelum memberikan persetujuan atau penolakan atas usulan Malaysia itu.

Retno juga menyebut bahwa bahasa Indonesia punya lebih banyak jumlah penutur ketimbang bahasa Melayu.

"Kalau dilihat dari sisi penutur (demografi), bahasa Indonesia adalah bahasa dengan penutur terbesar di Asia Tenggara," kata Retno.(tribun network/fah/fik/dod)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas