Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dorong Percepatan SDGs, Filantropi Bergotongroyong Majukan Yuridiksi

Filantropi diakui sebagai salah satu aktor utama pembangunan yang mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Dorong Percepatan SDGs, Filantropi Bergotongroyong Majukan Yuridiksi
Istimewa
Franciscus Welirang saat menjadi inspektur upacara bendera HUT Kemerdekaan RI ke-72 di Bogsari, Kamis (17/8/2017) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Filantropi diakui sebagai salah satu aktor utama pembangunan yang mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

Sebagai sebuah asosiasi, Filantropi Indonesia, secara aktif mendukung mobilisasi aksi kolektif (gotong royong), membangun komunitas filantropis yang kuat, dan mendorong berbagi pelajaran dan praktik terbaik. 

Kemudian, mengkatalisasi ko-kreasi/kolaborasi semua pemangku kepentingan, dan mendukung inovasi pendanaan untuk dapat mempercepat pencapaian SDGs.

"Pendekatan yurisdiksi yang merupakan aksi gotong royong, memerlukan komitmen jangka panjang dari berbagai pihak dan berbagai lapisan dalam bentuk koalisi multi pihak yang memiliki tujuan bersama. Prinsip yurisdiksi tersebut selaras prinsip SDGs yang mendorong keterlibatan multi pihak," ungkap Co-Founder and Chair of The Advisory Board Filantropi Indonesia, Franky Welirang, dalam siaran pers, Kamis (7/4/2022). 

Ketua Sekretarian Nasional SDGs, Vivi Yulaswati, menambahkan bahwa setiap daerah memiliki kesenjangan yang berbeda dalam pencapaian SDGs.

"Indonesia adalah negara dengan World giving index tertinggi di dunia. Ini berarti Indonesia memiliki potensi untuk melakukan kegiatan filantropi, terlebih karena keberagaman dan budaya gotong-royong yang kita anut," tuturnya. 

BERITA REKOMENDASI

Dengan melakukan kegiatan filantropi, kata Vivi, dapat pula dilakukan social innovation dalam upaya memperbaiki masalah sosial yang ada dengan lebih proaktif, kolektif, dan terstruktur yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat. 

Saat ini pun, lanjut Vivi yang juga merupakan Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan ini, kegiatan filantropi dipengaruhi oleh faktor peraturan atau perundang-undangan, digitalisasi dalam bentuk fundraising platform, dan adanya kolaborasi lintas negara.

Baca juga: Milad ke-23 Rumah Zakat, Wapres Beri Pesan soal Filantropi untuk Jalankan Amanat Umat

"Dari sisi pemerintahan mendorong terjadinya transformasi di bidang sistem kesehatan, perlindungan sosial, transformasi digital, transformasi energi, low carbon development, dan transformasi ekonomi melalui adanya kegiatan filantropi," tambah Vivi.

Salah satu pelaksana kegiatan filantropi, Chief of Corporate Affairs Engagement & Sustainability L’Oreal Indonesia, Melanie Masriel, menggarisbawahi pentingnya value sustainability dalam menjalankan visi dan misinya. 

Dia mengungkapkan, saat ini L’Oreal melakukan inisiatif untuk mentransformasi lingkungan hidup dan memperkuat peran perempuan yang berkontribusi dalam menyelesaikan tantangan di masa depan. 


"L’Oreal menganut paradigma 3P yaitu product, people, dan planet. Ketiganya memiliki tujuan supaya mengembangkan diri dan menjaga ekosistem sehingga dapat berkontribusi secara berkelanjutan. Komitmen L’Oreal terbukti dalam program yang berkaitan dengan nyaris seluruh tujuan SDGs," bebernya. 

Ketua Yayasan Bakti Barito, Fifi Setiawaty Pangestu, menunjukkan upaya korporasi mendorong inovasi penguatan agenda iklim.  

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas