Eks JKT48 yang Juga Staf Magang PSI Kritik Jubir Muda PAN soal Ade Armando
Cuitan Juru Bicara (Jubir) Muda DPP PAN Febri Wahyuni di twitter yang mempertanyakan alasan kenapa Ade Armando ikut-ikutan dalam demonstrasi.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Wahyu Aji
“Kalo dari statement mba ebby yang bilang untuk ingat umur sama aja kaya ngasih analogi ngapain orang tua ikut demo? Sama aja merendahkan hak siapapun untuk menyampaikan pendapat,” imbuhnya.
Zebi pun menyebut cuitan Febri inkonsisten dan cenderung ingin membangun opini tertentu. Menurut dia, cuitan Febri ini berbeda dengan cuitannya beberapa waktu lalu.
“Kok saya ngeliatnya tone-deaf ya mba ebby ini? Makin yakin lagi dengan inkonsistensi pernyataan yang dikeluarin sekarang. Kemaren giring opini seakan-akan ‘babak belur’ yang didapetin sama bang ade armando itu kesalahan dari dia yang ikut turun demo,” kata Zebi.
Zebi juga meminta Febri harusnya berpikir dulu sebelum melontarkan pendapat. Jangan asal menyebarkan ujaran yang dapat membenarkan kekerasan dan kebencian.
“Bayangin kalo mba @UniEbby ada di posisi yang sama, mendapatkan tindakan kekerasan. Apakah tidak mengharapkan keadilan dan empati dari masyarakat? Harusnya kita jangan menyebarkan ujaran yang dapat membenarkan tindakan kekerasan dan kebencian,” tandasnya.
PAN Tegur Jubir
Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi mengungkapkan partainya telah menegur juru bicara muda mereka, Febri Wahyuni yang menyindir Ade Armando melalui cuitan di twitter karena hadir dalam aksi 11 April di depan Gedung DPR.
Dikatakan Viva, Febri pun telah mengklarifikasi cuitannya itu.
"Soal Febri, DPP PAN sudah menegur agar hati-hati dalam memberikan komentar di publik agar tidak menimbulkan multitafsir atas narasinya. Febri telah memberikan penjelasan ke DPP PAN bahwa secara prinsip juga ikut prihatin atas peristiwa Barbarian yang menimpa Ade Armando," kata Viva saat dikonfirmasi, Selasa (12/4/2022).
Lebih lanjut, Viva mengatakan PAN mengecam demonstrasi massa yang berujung penganiayaan terhadap Ade Armando.
"PAN mengecam keras tindak kekerasan kepada siapapun sesama Anak Bangsa, termasuk kepada Ade Armando. Main hajar, main hakim sendiri, kekerasan fisik bertentangan dengan nilai agama, kemanusiaan, dan nilai demokrasi," ujar Viva.
Viva Yoga menyatakan, setajam dan sebesar apapun perbedaan pandangan dan sikap politik, semestinya diarahkan pada jalur dan mekanisme berdemokrasi, argumentatif, dialogis, dan rasional.
Oleh sebab itu sikap barbarian itu tidak cocok hidup di bumi demokrasi.
"Dalam rangka menegakkan hukum, PAN meminta pihak kepolisian untuk mengusut kasus barbarian ini agar jangan terulang lagi," ucapnya.