Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penanganan Covid-19 Membaik, Kepala BIN Bicara Soal Pemulihan Ekonomi dan Stabilitas Sosial Politik

Keberhasilan pemerintah Indonesia dalam menangani pandemi Covid-19 terlihat dari berbagai indikator pengendalian yang terus menunjukkan perbaikan.

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Sanusi
zoom-in Penanganan Covid-19 Membaik, Kepala BIN Bicara Soal Pemulihan Ekonomi dan Stabilitas Sosial Politik
Istimewa
Kepala BIN Budi Gunawan saat meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Pondok Pesantren Ummul Qura, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (1/8/2021). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keberhasilan pemerintah Indonesia dalam menangani pandemi Covid-19 terlihat dari berbagai indikator pengendalian yang terus menunjukkan perbaikan.

Dengan berbagai perbaikan indikator pengendalian itu, wajar pemerintah optimistis pandemi Covid-19 di Indonesia bisa berakhir setidaknya tahun depan.

Adapun indikator perbaikan tersebut tercermin dari penambahan kasus positif harian sudah bisa ditekan di bawah angka seribu.

Baca juga: Menteri Kesehatan: Hampir 200 Juta Masyarakat Telah Suntik Vaksinasi Covid-19 

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, Sabtu (16/4/2022), kasus baru tercatat hanya 602 orang dan terjaga pada angka 4.000-an ke bawah hampir sebulan terakhir ini.

Selain itu, positivity rate selalu di bawah angka 5 persen sesuai standar aman WHO.

Lalu, rasio keterisian tempat tidur rumah sakit (bed occupancy rate-BOR) juga selalu di bawah 6 persen.

Baca juga: DOWNLOAD dan Perbaiki Data Sertifikat Vaksinasi Covid-19 Bisa Melalui WhatsApp, Berikut Caranya

Berita Rekomendasi

Bila semua indikator ini bisa bertahan setidaknya dalam 6 bulan, ini pertanda Indonesia memang sudah memasuki masa prakondisi transisi pandemi menuju endemi.

Menurut Kepala Badan Intelijen Negara (Kabin) Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan, keberhasilan ini seharusnya sudah bisa menciptakan kondisi yang baik bagi pemerintah untuk berkonsentrasi menjalankan program lanjutan pemulihan ekonomi nasional.

Namun, faktor eksternal akibat konflik Ukraina serta ketegangan geopolitik dunia telah membawa tantangan lain.

“Pemerintah kini mencurahkan perhatian mengurangi tekanan eksternal ini pada perekonomian masyarakat, terutama masyarakat bawah. Konflik Ukraina berdampak pada kelangkaan berbagai kebutuhan pokok, memicu inflasi bahkan ancaman stagflasi di sejumlah negara," kata Budi Gunawan dalam keterangan, Senin (18/4/2022).

Baca juga: Masih Ada Beberapa Daerah dengan Capaian Vaksin Covid-19 di Bawah 70 Persen

"Di Tanah Air, dampaknya sangat dirasakan masyarakat kebanyakan akibat kenaikan harga-harga yang tak terhindari. Terutama harga bahan bakar, pangan, dan berbagai produk turunannya,” lanjut dia.

Pemerintah, menurut Budi Gunawan, telah meluncurkan serangkaian program bantuan ekonomi untuk masyarakat luas, khususnya golongan miskin dan rentan yang nilainya mendekati Rp 500 triliun.

Sebab, bila tekanan di sektor ekonomi ini tidak diatasi, efeknya bisa merembet ke kehidupan sosial politik.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas