Masinton Bicara Reaksi Sejumlah Pihak Usai Minta Luhut Binsar Panjaitan Direshuffle dari Jabatannya
Masinton Pasaribu, bicara soal reaksi yang dialaminya usai meminta Luhut Binsar Panjaitan direshuffle dari jabatannya
Editor: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu, bicara soal reaksi yang dialaminya usai meminta Luhut Binsar Panjaitan direshuffle dari jabatannya sebagai Menkomarves.
Diketahui, Luhut menjadi salah satu pihak yang disebut mengembuskan isu penundaan Pemilu 2024 hingga perpanjangan masa jabatan Presiden.
"Sampai sekarang enggak ada maksudnya feedback yang kayak lah kok elu kayak gitu," Paling partai saya menanyakan kenapa sampai bereaksi seperti itu, ya saya jelaskan kondisinya," kata Masinton saat berbincang dengan TribunNetwork, Kamis (14/4/2022).
Sebagai wakil rakyat, Masinton harus menyuarakan hak tersebut.
"Kemudian ya saya sampaikan spirit kita kan ingin meluruskan perjalanan bangsa ini, kita kan sudah menempuh jalan demokrasi, jalan demokrasi ini siapapun kan bisa berbicara berkontribusi," kata Masinton.
Legislator Komisi XI DPR RI itu menilai bahwa jalan demokrasi sudah pasti riuh, dan di situlah demokrasi jalan yang sudah ditempuh, untuk mencapai tujuan bernegara.
"Artinya, bagaimana kita menjaga demokrasi ini tidak menjadi riuh enggak berkaru-karuan, dan itu menghambat proses perjalanan kita menuju sebuah bangsa, maka rintangan-rintangan dalan demokrasi harus kita singkirkan," pungkasnya.
Sebelumnya, Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Masinton Pasaribu meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi), untuk mereshuffle para menteri yang getol menyuarakan penundaan pemilu 2024.
Masinton pun menyinggung dua nama menteri di Kabinet Indonesia Maju, yaitu Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, yang memang aktif berbicara penundaan pemilu.
Hal itu disampaikannya dalam diskusi daring bertajuk 'Setop Suarakan Perpanjangan Jabatan Presiden: Lalu?' pada Jumat (8/4/2022).
Awalnya, Masinton menilai arahan Jokowi yang melarang para menteri bicara penundaan pemilu bisa menyetop manuver politik yang dilakukan para pembantu presiden.
"Sesungguhnya ketika presiden melarang itu, tidak boleh ada lagi yang melakukan manuver dan bila perlu sebenanrya adalah menteri yang mewacanakan itu harus dievaluasi karena itu adalah kalau saya katakan mencoreng demokrasi," kata Masinton.
Anggota DPR RI itu menyebut, para menteri yang lantang bicara penundaan pemilu sebagai pencoreng demokrasi.
Dia menilai hal itu sebagai bibit lahirnya sebuah tirani. Sebab, hal itu tak sejalan dengan agenda reformasi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.