Menanti Tersangka Baru Kasus Minyak Goreng di Tengah Desakan Usut Tuntas hingga ke Akar
Desakan usut tuntas hingga ke akar muncul dari Jokowi, anggota DPR hingga LSM, lantas bagaimana gebrakan Kejagung selanjutnya di kasus minyak goreng ?
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak pihak mengapresiasi langkah Kejaksaan Agung (Kejagung) yang menetapkan empat tersangka, termasuk anak buah Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dalam kasus minyak goreng.
Di sisi lain, mereka juga mendesak agar Kejagung tak pandang bulu dalam menanganai kasus yang tengah jadi sorotan ini.
Kejagung didesak mengusut tuntas hingga ke akar dalam menangani kasus minyak goreng.
Tak hanya berhenti pada empat tersangka, mulai dari Presiden Jokow Widodo (Jokowi) hingga LSM minta ada tersangka lain hingga ke akarnya.
Respon Jokowi usai Kejagung Tetapkan 4 Tersangka Kasus Mafia Migor: Saya Minta Usut Tuntas
Presiden Joko Widodo memberi respons soal penetapan 4 tersangka kasus mafia minyak goreng yang diungkapkan Kejaksaan Agung.
Jokowi secara tegas meminta kasus tersebut diusut tuntas.
Hal itu disampaikan Jokowi saat berkunjung di Pasar Bangkal, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Rabu (20/4/2022).
"Saya minta diusut tuntas sehingga kita bisa tahu siapa yang bermain ini, kita bisa ngerti," kata Jokowi dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden.
Baca juga: Ada 88 Perusahaan Swasta Juga Eksportir Minyak Goreng, Bisa Dijerat Hukum Jika Terbukti Bersalah
Baca juga: Kejagung Ungkap Mendag Lutfi Berpotensi Bakal Diperiksa Kasus Mafia Minyak Goreng
Menurut Jokowi, masalah minyak goreng belum terselesaikan sampai sekarang.
Terutama soal harga minyak yang melambung tinggi.
Harga minyak goreng di dunia internasional yang tinggi membuat produsen migor dalam negeri ingin menjual barangnya ke sana.
"Masalah minyak goreng masih menjadi masalah kita sekarang meskipun sudah kita beri BLT minyak goreng. Yang kita ingin harga lebih mendekati normal."
"Harganya tinggi karena harga di luar negeri internasional tinggi banget, sehingga kecenderungan produsen pengennya ekspor karena harganya tinggi di luar," jelas dia.