Dihadiri Masinton hingga Syahganda, Para Aktivis Bahas soal Pergerakan Membangun Negeri
Sejumlah aktivis reformasi melakukan pertemuan pada momen bulan ramadan, di antaranya Masinton Pasaribu, Syahganda Nainggolan, hingga Ray Rangkuti
Penulis: Reza Deni
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah aktivis reformasi melakukan pertemuan pada momen bulan ramadan. Para aktivis tersebut di antaranya Masinton Pasaribu, Syahganda Nainggolan, Ray Rangkuti, Faizal Assegaf, Arif Poyuono, Iwan Sumule, hingga Immanuel Ebenezer.
Dalam pertemuan itu, mereka membahas situasi dan kondisi Indonesia dari masing-masing perspektif.
Syahganda Nainggolan yang hadir menjadi pembicara mengatakan, pertemuan ini menjadi penting dan harus menjadi stimulus ke depan.
Sebab, menurut dia, sejumlah aktivis 98 saat ini telah menguasai ruang-ruang publik.
Baca juga: Kejar Target Bebas Malaria 2030, Kemenkes: 68 Persen Daerah Sudah Capai Eliminasi
“Saya sampaikan pertemuan ini adalah pertemuan penting, karena saya lihat tokoh-tokoh 98 ini sudah menguasai ruang publik. Cerita teman-teman 98 bagaimana kita kembali perjuangkan bersama-sama supaya kita ini betul-betul Indonesia tanpa Orba,” kata Syahganda dalam dialog bertajuk “Bergerak Bersama Membangun Negeri” yan diadakan Kopi Politik di Jakarta Selatan, Jumat (22/4/2022).
Syahganda kemudian mengingatkan kembali pernyataan Mahfud MD yang menyebut bahwa Indonesia tidak memiliki kejelasan hingga 2024 mendatang.
“Ada dua hal, satu polarisasi politik dan korupsi merajalela,” katanya.
Masinton Pasaribu di kesempatan itu berpandangan para aktivis ini harus mampu mengidentifikasi konteks persoalannya.
Baca juga: Kasus Ujang Sarjana Ditangkap: Keluarga Sebut Karena Tolak Pungli, Satpol Tegaskan Rebutan Lapak
Menurut Legislator PDIP itu, saat ini yang harus dilawan ialah oligarki yang menguasai kekuasaan.
“Ini yang menurut saya yang harus kita urai sebagai satu ganjalan proses kita, baik itu melaksanakan proses demokrasi yang substantif maupun dalam proses memperjuangkan keadilan,” tandas Masinton.