Profil Partai Mahasiswa Indonesia yang Tuai Polemik, Hasil Perubahan Partai Kristen Indonesia 1945
Berikut ini profil Partai Mahasiswa Indonesia yang menuai kontroversi. Partai ini merupakan hasil perubahan dari Partai Kristen Indonesia 1945.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Inilah profil Partai Mahasiswa Indonesia yang menuai kontroversi.
Kemunculan Partai Mahasiswa Indonesia mendapat penolakan dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara dan BEM Seluruh Indonesia (BEM SI).
“BEM SI tegas menolak dan mengecam keras pemakaian nama ‘mahasiswa Indonesia’,” kata Koordinator BEM SI, Kaharuddin, kepada Kompas.com, Senin (25/4/2022) sore.
Sementara itu, Sekretaris Pusat BEM Nusantara, Ridho Alamsyah, menilai Partai Mahasiswa Indonesia akan berdampak buruk bagi keberlangsungan gerakan mahasiswa yang selama ini cukup berpengaruh.
Menurut BEM Nusantara, kemunculan Partai Mahasiswa Indonesia bagaikan siluman lantaran tiba-tiba muncul dan tak jelas asal-usulnya.
Baca juga: Eksistensi Partai Mahasiswa Indonesia: Disambut DPR dan Eks Aktivis ’98, Dikecam Mahasiswa
Baca juga: SOSOK Eko Pratama, Ketua Umum Partai Mahasiswa Indonesia yang Disebut Partai Siluman
"Ini adalah upaya penggembosan serta pembungkaman yang sangat terstruktur terhadap suara kritis mahasiswa," kata Ridho dalam keterangan tertulis pada Kompas.com, Senin.
"Bagi kami, ini partai siluman yang tiba-tiba muncul menggunakan nama mahasiswa, yang tidak jelas asal-usulnya dan entah kapan pelaksanaan kongresnya," imbuhnya.
Profil Partai Mahasiswa Indonesia
Partai Mahasiswa Indonesia memiliki lambang berbentuk lingkaran yang didominasi warna merah.
Terdapat gambar topi dan toga hitam dengan sayap putih pada sisi tengah topi.
Sementara, di bagian bawahnya, terdapat tulisan "Partai Mahasiswa Indonesia" yang ditulis menggunakan huruf kapital putih.
Partai ini sudah terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM.
Hal ini pun telah dibenarkan Direktur Tata Negara Kemenkuham, Baroto,
Ia mengatakan Partai Mahasiswa Indonesia merupakan hasil perubahan dari Partai Kristen Indonesia 1945.
"Partai Mahasiswa Indonesia merupakan perubahan dari Partai Kristen Indonesia 1945 berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI tertanggal 21 Januari 2022," ujarnya, saat dihubungi oleh Kompas.com, Minggu (24/4/2022).
Baca juga: Demokrat Tanggapi Munculnya Partai Mahasiswa Indonesia, Pertanyakan Sumber Dana Pendirian Parpol
Baca juga: Kehadiran Partai Mahasiswa Ditolak BEM SI, Eks Aktivis 1998 Geram: Pikirannya Kotor, Apa-apa Menolak
Adapun Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI itu bernomor M.HH-5.AH.11.01 Tahun 2022 tentang Pengesahan Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai Kristen Indonesia 1945 menjadi Partai Mahasiswa Indonesia.
Lebih lanjut, nama partai ini telah terdaftar dalam Surat Kemenkumham Nomor M.HH-AH.11.04-09 tentang Penyampaian Data Partai Politik yang Telah Berbadan Hukum yang telah diteken Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, pada 17 Februari 2022 lalu.
Berikut ini susunan kepengurusan Partai Mahasiswa Indonesia:
1. Ketua Umum: Eko Pratama;
2. Sekretaris Jenderal: Mohammad Al Hafiz;
3. Bendahara Umum: Muhammad Akmal Mauludin;
4. Ketua Mahkamah: Teguh Stiawan;
5. Anggota Mahkamah: Davistha A dan Rican.
Diketahui, Partai Mahasiswa Indonesia beralamat di Jalan Duren Tiga Raya nomor 19D Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, 12760.
Baca juga: Partai Mahasiswa Indonesia Dikecam BEM Nusantara, Kini DPR Beri Ucapan Selamat Datang
Baca juga: 5 Fakta Munculnya Partai Mahasiswa Indonesia, Disebut Partai Siluman hingga Terdaftar di Kemenkumham
Dapat Dukungan DPR dan Aktivis 1998
Kehadiran Partai Mahasiswa Indonesia di dunia politik mendapat sambutan positif dari Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad.
Ia bahkan mengajak partai tersebut untuk bersama-sama berkompetisi dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat.
"Nah, kita ucapkan selamat datang, mari kemudian berkompetisi, cari kursi di DPR yang bersama-sama bisa memperjuangkan hak kalian dengan kami."
"Partai Buruh dengan anggota yang sekian banyak saya yakin bisa mendapatkan kursi untuk bersama-sama memperjuangkan aspirasi di DPR," ujarnya, Kamis (21/4/2022), dilansir Tribunnews.com.
"Begitu juga dengan mahasiswa, Partai Mahasiswa Indonesia, saya sudah cek memang benar sudah lolos Kumham tinggal nanti verifikasi untuk pemilu," imbuh dia.
Lebih lanjut, Dasco meyakini dengan jumlah mahasiswa yang banyak, Partai Mahasiswa Indonesia dapat merebut kursi untuk memperjuangkan aspirasi anak muda.
"Dengan mahasiswa yang segini banyak harusnya bisa bersama-sama merebut kursi di DPR memperjuangkan aspirasi mahasiswa."
"Yang namanya tadi sistem pendidikan, reformasi agraria dan juang buruh," ucapnya.
"Saya berharap banyak, makanya saya mengimbau kawan-kawan buruh kompak seluruh Indonesia, kompak, masa enggak bisa dapat 10-20 kursi, kan gitu."
"Begitu juga dengan mahasiswa, dengan jutaan mahasiswa masa enggak bisa dapat 20 kursi," pungkas Dasco.
Baca juga: MA Kabulkan Uji Materi Terkait Vaksin Halal, Partai Ummat: Pemerintah Wajib Eksekusi
Baca juga: Fakta Kemunculan Partai Mahasiswa Indonesia, Alamat Kantor hingga Kecaman dari BEM Nusantara
Sementara itu, mantan aktivis 1998, Teddy Gusnaidi, mengaku geram dengan terkait respons BEM Nusantara dan BEM SI yang menolak kehadiran Partai Mahasiswa Indonesia.
Menurutnya, pikiran-pikiran itu membuat mahasiswa terkesan anti demokrasi.
"Baru mahasiswa saja sudah anti demokrasi, bagaimana ceritanya? Ini baru anak seumur jagung belum juga melakukan kegiatan kedepan."
"Tapi, pikirannya sudah kotor, apa-apa menolak, apa-apa ditakuti segala macem. Dia seolah-olah anti terhadap demokrasi," kata Teddy, dilansir Tribunnews.com.
Teddy merasa heran, selama ini mahasiswa tidak memiliki kedudukan hukum atau legal standing di masyarakat.
Tetapi, ketika muncul kehadiran Partai Mahasiswa Indonesia yang bisa membawa legal standing di Indonesia, justru mendapat penolakan dari mahasiswa.
"Mereka selama ini mengatasnamakan rakyat tapi gak ada orang yang mempertanyakan legalitas kalian."
"Tapi ketika orang memakai nama mahasiswa, mereka seperti anti, dan apakah orang tidak boleh membentuk partai politik?" ujar Teddy.
Menurutnya, adanya pikiran-pikiran negatif terkait kemunculan Partai Mahasiswa Indonesia menandakan kemunduran demokrasi.
Sebab, ia merasa pikiran-pikiran negatif itu hanya sebuah kekhawatiran kosong saja.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kehadiran Partai Mahasiswa Ditolak BEM SI, Eks Aktivis 1998 Geram: Pikirannya Kotor, Apa-apa Menolak
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Chaerul Umam/Maliana, Kompas.com/Vitorio Mantalean/Alinda Hardiantoro)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.