SIF Gulirkan Program Climate Hack untuk Percepat Inovasi Aksi Perubahan Iklim
Perubahan iklim adalah tantangan eksistensial global yang hanya dapat teratasi secara efektif melalui tindakan kolektif.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNES.COM, JAKARTA – Singapore International Foundation (SIF), bersama dengan Code for Asia dan SAP, secara resmi meluncurkan Climate Hack, sebuah program virtual yang meningkatkan keterampilan digital melalui pemanfaatan teknologi dan jaringan internasional untuk memberdayakan peserta dalam pengembangkan solusi untuk perubahan iklim.
Mr Desmond Tan, Minister of State for Sustainability and the Environment untuk Singapura menyatakan, perubahan iklim adalah tantangan eksistensial global yang hanya dapat teratasi secara efektif melalui tindakan kolektif.
Sektor masyarakat memainkan peran penting, terutama para generasi pemuda sebagai pemimpin masa depan dan penjaga kelestarian lingkungan.
Baca juga: Berikut Ini Penyebab Perubahan Iklim, Peningkatan Emisi hingga Gas Rumah Kaca Berlebih
Dia mengajak generasi muda memanfaatkan platform seperti Climate Hack untuk berkontribusi melalui pengembangan keterampilan dan solusi digital karena teknologi dan inovasi adalah pendukung penting untuk mencapai target perubahan iklim.
Climate Hack adalah program e-volunteering baru yang SIF rancang untuk membantu meningkatkan kapasitas regional dalam hal keterampilan digital, terutama dalam penggunaannya bagi perubahan sosial yang positif.
Program ini didukung relawan dari Singapura yang akan bekerja bersama peserta dari Asia untuk berbagi keterampilan, pengetahuan, dan keahlian digital, serta mengembangkan solusi inovatif demi aksi perubahan iklim.
Baca juga: Nadiem Makarim: Pembenahan Iklim Lingkungan Belajar Jadi Komitmen Kemendikbudristek
Program ini terdiri dari hackathon virtual; bimbingan oleh pakar industri; dan Climate Lab — rangkaian kegiatan intensif yang dikuratori untuk tim terpilih agar bisa membawa solusi terbaik mereka bagi Minimum Viable Product atau standar minimum kelayakan produk, dan tahap pra-inkubator.
Peserta diharapkan dapat mengembangkan solusi digital dalam tantangan di lima area: City in Nature, Sustainable Living, Energy Reset, Green Economy, dan Resilient Future. Ada juga Kategori Terbuka yang menerima berbagai bentuk solusi inovatif untuk aksi iklim.
Ms Jean Tan, SIF Executive Director, mengungkapkan, di SIF pihaknya menghubungkan masyarakat agar dapat berkolaborasi demi perubahan positif dan Climate Hack dirancang untuk menyatukan orang-orang yang memanfaatkan kekuatan teknologi serta memperkuat respon di tingkat regional terhadap aksi iklim.
Baca juga: Bamsoet Ajak Negara di Dunia Bersatu Hadapi Perubahan Iklim
Ms Eileen Chua, Managing Director, SAP Singapore menyatakan, kolaborasi bersama Singapore International Foundation dan Code for Asia ini akan menghasilkan perubahan yang positif dan berdampak dalam menciptakan dunia yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan lebih hijau.
Pada Climate Hack 2022, SAP akan bertindak sebagai mentor serta memanfaatkan teknologi no code / low code kami untuk mendukung pengembangan aplikasi dan mendorong pertumbuhan masa depan digital yang berkelanjutan demi generasi mendatang.
Climate Hack 2022 diselenggarakan setelah keberhasilannya di tahap uji coba yang diadakan pada Mei 2021 lalu yang menarik 500 pendaftar dan 120 peserta di seluruh Asia untuk mengikuti pelatihan. Hasilnya, 46 prototipe digital dikembangkan untuk mengatasi perubahan iklim.
Sembilan tim kemudian mempresentasikan ide-ide berbasis solusi mereka ke panel juri, mencakup bidang seperti energi, ketahanan pangan, pengelolaan limbah, dan kehidupan berkelanjutan.
Tiga tim dari Malaysia dan Indonesia muncul sebagai pemenang setelah mencetak skor tinggi dalam hal dampak dan inovasi, dan menerima total hadiah uang tunai sebesar 4,000 dolar Singapura.
Pengajuan keikutsertaan Climate Hack 2022 dibuka hingga 15 Mei 2022.