Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Puan Cerita Soal Peran Bung Karno dan KH Wahab Hasbullah di Balik Istilah Halal Bihalal

Ketua DPR Puan Maharani bersyukur momen Lebaran tahun ini situasi pandemi Covid-19 sudah melandai sehingga warga bisa pulang ke kampung halaman.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Puan Cerita Soal Peran Bung Karno dan KH Wahab Hasbullah di Balik Istilah Halal Bihalal
TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Ilustrasi halal bihalal. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPR Puan Maharani bersyukur momen Lebaran tahun ini situasi pandemi Covid-19 sudah melandai sehingga warga bisa pulang ke kampung halaman.

Dia pun berharap momen Lebaran ini bisa dimanfaatkan seluruh masyarakat muslim di tanah air untuk menjalin halal bihalal antar sesama.

Halal bihalal sendiri adalah istilah yang muncul setelah pertemuan antara Presiden pertama RI Soekarno dan ulama pendiri Nahdlatul Ulama, KH Abdul Wahab Hasbullah.

Puan mengisahkan, pada 1948 atau tiga tahun pasca merdeka, Indonesia dilanda gejala disintegrasi bangsa.

Para elite politik saling bertengkar, tidak mau duduk dalam satu forum, sementara pemberontakan terjadi di mana-mana.

Di pertengahan bulan Ramadan tahun 1948, Bung Karno pun memanggil KH Wahab Chasbullah ke istana negara untuk dimintai pendapat dan sarannya dalam mengatasi situasi politik Indonesia yang tidak sehat.

Baca juga: Jelang H-1 Lebaran 2022, Lalu Lintas di Tol Jakarta-Cikampek Minggu, 1 Mei 2022 Terpantau Lancar

BERITA REKOMENDASI

Kemudian KH Wahab memberi saran kepada kakek Puan Maharani itu untuk menyelenggarakan silaturahim, sebab sebentar lagi Hari Raya Idul Fitri.

"Mendengar saran itu, Bung Karno menyanggah dan menganggap silaturahim memang sudah biasa dilakukan umat Islam tiap lebaran," kata Puan, dalam keterangannya, Minggu (1/5/2022).

KH Wahab pun akhirnya mengusulkan istilah halal bihalal pada Bung Karno.

KH Wahab saat itu menganggap para elite politik tidak mau bersatu karena mereka saling menyalahkan.

"Saling menyalahkan itu kan dosa. Dosa itu haram, supaya mereka tidak punya dosa maka harus dihalalkan. Sehingga silaturahim nanti kita pakai istilah halal bihalal," ujar KH Wahab kepada Bung Karno kala itu.

Dari saran KH Wahab itulah, kemudian Bung Karno pada hari raya Idul Fitri mengundang semua tokoh politik untuk datang ke Istana Negara.

Baca juga: Kemenhub: Pergerakan Penumpang Mudik Lebaran 2022 Mengalami Peningkatan

Acara silaturahmi itu kemudian diberi tajuk halal bihalal.
Sejak saat itulah instansi-instansi pemerintah yang merupakan orang-orang Bung Karno menyelenggarakan halal bihalal, yang kemudian diikuti juga oleh masyarakat secara luas.

"Jadi, Bung Karno bergerak menyebarkan istilah halal bihalal lewat instansi pemerintah, sementara KH Wahab menggerakkan warga melalui institusi non formal," ucap Puan.

Istilah halal bihalal pun akhirnya masih terus dipakai sampai hari ini sebagai kegiatan rutin dan budaya Indonesia setiap perayaan Idul Fitri.

"Semangat yang digagas oleh KH Wahab dan Bung Karno soal halal bihalal selalu relevan untuk terus memupuk persatuan Indonesia yang penuh keberagaman," kata Puan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas