Perpusnas: Budaya Baca Jadi Akar Kembangkan Kreativitas di Era Digital
Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando mengatakan perpustakaan menjadi sektor utama dalam pengembangan kegemaran membaca.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando mengatakan perpustakaan menjadi sektor utama dalam pengembangan kegemaran membaca.
Perpustakaan, menurut Syarif, menjadi ujung tombak pengembangan budaya literasi.
Pengembangan perpustakaan di Indonesia dilakukan melalui berbagai inovasi layanan berbasis teknologi informasi.
“Perpustakaan sebagai sarana untuk penyediaan sumber belajar sepanjang hayat dan berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, dituntut memiliki pembangunan kapasitas, rancangan dan interaktivitas, serta perubahan pola pikir," ujar Syarif dalam sesi konferensi pers di Perpusnas, Jakarta, Jumat (13/5/2022).
Dirinya mengatakan budaya baca menjadi akar kreativitas dan inovasi.
Menurutnya, tak ada satupun teori yang dapat menginjeksi otak manusia untuk menjadi cerdas.
Baca juga: Perpusnas: Digitalisasi Perpustakaan Wajib di Masa Revolusi Industri 4.0
Caranya, hanyalah dengan membaca.
"Saat ini, Perpusnas banyak menyediakan ilmu terapan berupa tutorial, yang dibuat dalam aplikasi, lalu di-share," jelas Syarif.
Literasi memiliki kontribusi positif dalam rangka menciptakan tenaga kerja terampil, berkeahlian, kreatif, dan inovatif.
Perlu terus dilakukan pengembangan kemampuan pekerja dan angkatan kerja dalam mengadopsi alat, proses, dan prosedur baru agar siap menghadapi revolusi industri 4.0.
Seperti diketahui, Perpusnas RI akan genap berusia 42 tahun. Ulang tahun ini dirayakan tepat pada tanggal 17 Mei.
Pada usia yang ke-42 tahun ini, Perpusnas mengusung tema "Transformasi Perpustakaan untuk Mewujudkan Ekosistem Digital Nasional".