Survei Indikator Politik Indonesia: Masyarakat Masih Merasa Harga Minyak Goreng Belum Terjangkau
Berdasarkan tangkapan survei Indikator Politik Indonesia (IPI), mayoritas masyarakat masih menilai harga minyak goreng saat ini belum terjangkau,
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan tangkapan survei Indikator Politik Indonesia (IPI), mayoritas masyarakat masih menilai harga minyak goreng saat ini belum terjangkau, meskipun presiden Jokowi telah mengeluarkan kebijakan larangan ekspor serta mafia minyak goreng ditangkap Kejaksaan Agung.
“Kita tanya dari dalam bentuk yang lain apakah secara umum ibu bapak merasa harga minyak goreng saat ini sangat terjangkau, terjangkau, kurang terjangkau atau tidak terjangkau sama sekali sebagian besar 72 persen menganggap masih kurang terjangkau,” kata Direktur Eksekutif IPI Burhanuddin Muhtadi, Minggu (25/5/2022).
Baca juga: Survei Indikator: 83,7 % Responden Dukung Kejaksaan Agung Tuntaskan Kasus Korupsi Minyak Goreng
Menurutnya larangan ekspor CPO serta ditangkapnya mafia minyak goreng telah berpengaruh terhadap menurunnya harga minyak goreng. Namun penurunan yang terjadi belum sesuai dengan yang diharapkan.
“Sebenarnya ada penurunan harga minyak goreng tetapi penurunan yang terjadi masih jauh di bawah harga yang diinginkan publik. Jadi dibandingkan Februari-Maret lebih tinggi lagi sebelum kebijakan atau langkah Kejaksaan Agung memberantas mafia minyak goreng,” katanya.
Baca juga: Hasil Survei Indikator Politik: Minyak Goreng Kini Lebih Mudah Didapat, Tapi Harga di Luar Jangkauan
Berdasarkan hasil survei kata Burhanuddin 75 persen responden saat ini menggunakan minyak goreng kemasan. Hanya 20,7 persen yang menggunakan minyak goreng curah yang harga batas eceran tertingginya (HET) diatur pemerintah. Mayoritas pengguna minyak goreng curah masih membelinya dengan harga di atas HET.
“Pengguna minyak goreng curah yang membeli harga di bawah atau sesuai HET Rp14.000 hanya 4,9 persen. Sementara 90 persen lebih itu menjawab membeli harga minyak goreng curah di atas HET meskipun kisarannya tidak setinggi di bulan Februari Maret,” pungkasnya.
Adapun survei dilaksanakan pada 5-10 Mei 2022 dengan metode random digit dialing (RDD), melalui kontak telepon dengan target populasi adalah warga negara Indonesia (WNI) berusia 17 tahun ke atas atau sudah memiliki dan memiliki telepon.
Sampel sebanyak 1.228 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak kemudian divalidasi, dan screening. Margin of error dalam survei diperkirakan plus minus 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.