Potensi Politik Identitas, Pengamat: 3 Faktor yang Perlu Dilakukan Penyelenggara dan Peserta Pemilu
Direktur Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti mengatakan ada tiga faktor yang bisa dilakukan penyelenggara pemilu, pemerintah maupun peserta pemilu.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti mengatakan ada tiga faktor yang bisa dilakukan penyelenggara pemilu, pemerintah maupun peserta pemilu itu sendiri untuk meminimalisir adanya politik identitas di Pemilu 2024.
“Sebetulnya ada tiga faktor kita bisa meminimalisasi politik identitas,” kata Ray dalam diskusi daring, Rabu (18/5/2022).
Skenario pertama adalah adanya tiga atau lebih calon pasangan presiden. Namun menurut Ray hal ini hanya menunda politik identitas. Sebab kemungkinan jika terjadi putaran kedua pemilihan dan menyisakan dua paslon, maka potensi munculnya politik identitas bisa jadi menguat.
Baca juga: Badan Pengawas Pemilihan Umum Tengah Petakan Hambatan Pengawasan Tahapan Pemilu 2024
Sehingga kata dia, perlu ada skenario kedua yakni menggiatkan kampanye antipolitik identitas. Termasuk juga penegakkan hukum bagi mereka yang melakukannya.
“Skenario kedua adalah kanpanye antipolitik identitas, termasuk penegakkan hukum bagi mereka yang melakukan politik identitas,” ucapnya.
Faktor ketiga yang perlu dilakukan ialah mengisi isu perhelatan Pilpres yang akan datang dengan visi misi paslon. Sebab jika publik sibuk memikirkan visi misi tiap paslon, maka tak ada ruang bagi politik identitas untuk masuk.
“Tidak kalah pentingnya adalah mengisi isu perhelatan pilpres yang akan datang. kalau orang disibukkan dengan isi visi misi mereka nggak akan minat dengan politik identitas,” pungkas Ray.