Jokowi Blusukan Ditemani Ganjar dan Risma, Apakah Kode Capres-Cawapres 2024? Ini Kata Pengamat
Apakah Jokowi yang ditemani Ganjar dan Risma saat blusukan adalah kode capres dan cawapres 2024? Ini kata pengamat.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Inza Maliana
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan blusukan di Pasar Mojosongo, Solo pada hari ini, Kamis (26/5/2022).
Blusukan dilakukan setelah Presiden menjadi wali nikah dari pernikahan adik kandungnya, Idayanti dengan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Anwar Usman.
Namun di balik blusukan yang dilakukannya, Jokowi ditemani oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharani.
Dikutip dari Tribun Solo, Risma nampak sibuk melayani masyarakat dengan Jokowi.
Sedangkan Ganjar berada di belakang Jokowi namun agak jauh.
Kemudian saat kunjungan, masyarakat yang berada di situ pun meneriakan nama Ganjar dan Jokowi.
Baca juga: Wasekjen NasDem sebut Tak Ada Pembicaraan Soal Pilpres Saat Surya Paloh Temui Jokowi di Istana
Baca juga: Momen Jokowi Blusukan di Solo setelah Jadi Wali Nikah Adiknya, Ada Ganjar Pranowo hingga Risma
Lantas apakah pendampingan Ganjar dan Risma adalah sinyal tokoh yang didukung oleh Jokowi untuk maju sebagai calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) di Pilpres 2024? Berikut kata pengamat.
Bisa Saja Arah Dukungan Jokowi ke Ganjar
Pengamat politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin menilai pendampingan Ganjar dan Risma terhadap Jokowi saat blusukan di Solo adalah kode dukungan untuk maju sebagai capres dan cawapres di Pilpres 2024.
Menurutnya, dukungan Jokowi terhadap Ganjar adalah hal yang rasional.
“Karena Jokowi bisa pegang Ganjar dan butuh presiden yang mengamankan dirinya pas sudah tak jadi presiden lagi,” katanya saat dihubungi Tribunnews, Kamis (26/5/2022).
Ketika ditanya maksud dari pernyataan ‘mengamankan’, Ujang menjelaskan pengamanan itu untuk mengawal kebijakan Jokowi saat masih menjabat sebagai presiden namun belum selesai diimplementasikan.
“Jokowi butuh pengamanan, baik soal kelanjutan IKN (Ibu Kota Nusantara), maupun dalam konteks mengamankan masalah hukum atau pun bisnis.”
“Karena jika tak jadi presiden lagi, biasanya akan banyak persoalan-persoalan menerpa,” jelasnya.