Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PROFIL Buya Syafii Maarif, Ulama dan Cendekiawan Indonesia, Pernah Dijenguk Jokowi Maret 2022 lalu

Berikut profil Buya Syafii Maarif yang dikabarkan menghembuskan nafas terkahir di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Jumat (27/5/2022) pukul 10.15 WIB.

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in PROFIL Buya Syafii Maarif, Ulama dan Cendekiawan Indonesia, Pernah Dijenguk Jokowi Maret 2022 lalu
Biro Pers Setpres/Kris
Buya Syafii Maarif saat memberikan sambutannya pada peringatan Milad Satu Abad Madrasah Mu'allimin-Mu'allimaat Muhammadiyah di Gedung Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah, Wirobrajan, Kota Yogyakarta, pada Kamis (6/12/2018) 

TRIBUNNEWS.COM - Berita duka datang dari Buya Prof Dr H Ahmad Syafii Maarif pada Jumat (27/5/2022) pukul 10.15 WIB.

Buya Syafii Maarif dikabarkan menghembuskan nafas terkahir di RS PKU Muhammadiyah Gamping.

Banyak ucapan doa mengalir untuk menghantarkan kepergian Buya Syafii Maarif.

Lantas siapa sosok Buya Syafii Maarif, berikut profil Buya Syafii Maarif yang dirangkum Tribunnews dari berbagai sumber.

Melansir Wikipedia, Buya Syafii lahir pada 31 Mei 1935 di Nagari Calau, Sumpur Kudus, Minangkabau, Buya Syafii dikabarkan wafat pada usia 87 tahun.

Anak bungsu dari empat bersaudara pasangan Ma'rifah Rauf Datuk Rajo Malayu dan Fathiyah ini memiliki 14 saudara seayah.

Baca juga: Buya Syafii Maarif Meninggal Dunia di RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta

Sewaktu Syafii berusia satu setengah tahun, ibunya meninggal.

Berita Rekomendasi

Buya Syafii kemudian dititipkan ke rumah adik ayahnya.

Pendidikan

Pada tahun 1942, ia dimasukkan ke sekolah rakyat (SR, setingkat SD) di Sumpur Kudus.

Sepulang sekolah, Pi'i, panggilan akrabnya semasa kecil, belajar agama ke sebuah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah pada sore hari.

Ia tamat dari SR pada tahun 1947, namun ia tidak dapat meneruskan sekolahnya selama beberapa tahun.

Baru pada tahun 1950, ia masuk ke Madrasah Muallimin Muhammadiyah di Balai Tangah, Lintau.

Tiga tahun berlalu, saat usianya 18 tahun, ia meninggalkan kampung halamannya untuk merantau ke Jawa.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas