GPDRR Lahirkan Tujuh Rekomendasi Agenda Bali untuk Resiliensi Bencana
GPDRR ke-7 ini mengangkat tema besar 'From Risk to Resilience: Towards Sustainable Development for All in a Covid-19 Transformed World'.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Saat ini dunia menghadapi berbagai ancaman kemanusiaan, mulai dari wabah virus hingga bencana ekologis yang dapat berdampak buruk pada kelangsungan hidup manusia.
Terkait bencana ekologis, didefinisikan sebagai peristiwa bencana terhadap lingkungan alam yang disebabkan oleh aktivitas manusia.
Faktor aktivitas manusia inilah yang membedakan antara bencana lingkungan dari gangguan lainnya seperti bencana alam maupun tindakan perang yang disengaja seperti bom nuklir.
Baca juga: Puan: Indonesia Rawan Bencana Harus Jadi Kesadaran Pentingnya Mitigasi
Untuk menghadapi berbagai ancaman terhadap kemanusiaan, termasuk bencana ekologis, maka event bertaraf internasional Forum The 7th Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 pun digelar.
GPDRR ke-7 ini mengangkat tema besar 'From Risk to Resilience: Towards Sustainable Development for All in a Covid-19 Transformed World'.
Sebagai tuan rumah, Indonesia mengusung tema 'Memperkuat Kemitraan Menuju Resiliensi Berkelanjutan'.
Dalam pidatonya pada acara penutupan global GPDRR, Presiden Ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri meminta dunia untuk bersatu dan memperkuat solidaritas.
Hal ini penting dilakukan demi menghadapi berbagai ancaman bagi kemanusiaan, satu diantaranya bencana ekologis.
Baca juga: Kepala BNPB Sampaikan Tujuh Rekomendasi Terkait Kebencanaan di GPDRR
"Eksploitasi alam yang tidak terkendali jadi ancaman bagi kemanusiaan dan peradaban manusia. Kita sering tidak menyadari bencana tersebut," kata Megawati secara virtual.
Disaksikan ribuan delegasi asing dari 185 negara, ia pun mengusulkan agar dunia dapat memperkuat Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) serta memperkuat kemitraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) antarnegara demi meningkatkan kesiapsiagaan global dalam menghadapi bencana.
Perwakilan Khusus Sekjen UNDRR, Mami Mizutori kemudian menyampaikan bahwa agenda ini memang sengaja tidak menggunakan istilah 'Bencana Alam' sebagai kampanyenya.
Hal itu karena UNDRR meyakini bahwa bencana alam sebenarnya merupakan hal yang seharusnya tidak ada.
Bagi UNDRR, bahaya akan berubah menjadi suatu bencana jika didasarkan pada keputusan manusia.
Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno: Indonesia akan Tampilkan Pariwisata Tangguh Bencana untuk Delegasi GPDRR