Peringati Hari Kelahiran Pancasila, MPR Gelar Sarasehan Hadirkan Prof Magnis Hingga Cinta Laura
Cinta Laura yang didapuk mewakili generasi muda akan memberikan speech tentang bagaimana menghayati dan menghidupi Pancasila sebagai generasi muda.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memperingati Hari Kelahiran Pancasila yang jatuh setiap 1 Juni, MPR RI bersama Institut Filsafat Pancasila mengelar sarasehan bertajuk 'Pancasila sebagai Dasar Filsafat Negara dan Relevansinya dalam Kehidupan Bersama' di Gedung Nusantara V, Kompleks DPR/MPR RI, Jakarta.
Direktur Institut Filsafat Pancasila Yoseph Umarhadi menyebutkan, selain demi memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2022, secara khusus sarasehan ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman tentang Pancasila yang selama ini lebih banyak bermuatan politis (sebagai Ideologi) menjadi pemahaman yang lebih filosofis.
Sebab, kata Yoseph, sejatinya Pancasila adalah nilai-nilai dasar dan universal (filsafat) yang dihayati dan dihidupi selama ratusan tahun oleh Bangsa Indonesia.
"Para pendiri meletakkan bangunan negara ini di atas suatu dasar filsafat yang kokoh (philosophische grondslag)," kata Yoseph, Sabtu (28/5/2022).
Pria yang pernah menjadi anggota DPR/MPR RI sejak 1999 sampai 2019 ini menyebutkan, memasuki zaman reformasi pembicaraan tentang Pancasila semakin mengendur dan jauh dari kehidupan masyarakat.
Baca juga: Berlandaskan Nilai-nilai Pancasila, Benny Susetyo Dorong ASN untuk Bangkit Membangun Indonesia
Pelaksanaan demokrasi di Indonesia cenderung bersifat liberal dan prosedural.
Karena itu, setiap warga negara dan penyelenggara negara seyogianya harus memahami Pancasila dengan benar dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-sehari sehingga menjadi pandangan hidup, jiwa, dan filosofi dasar bagi Bangsa Indonesia.
Di sisi lain, Yoseph menyebutkan bahwa kesan pada umumnya menganggap Pancasila merupakan domain elit yang pembahasannya berada di istana pada Zaman Orde Baru kemudian beralih ke gedung DPR/MPR RI pada Zaman Reformasi.
Karena itu, sarasehan ini berharap bisa memindahkan titik koordinat elitis (bumi yang datar) menuju ke publik atau semua warga/ rakyat (bumi yang buat) sebagai pemegang kedaulatan dan menjadi diskursus publik.
Rekomendasi untuk MPR RI
Dalam kesempatan ini, MPR RI dan Institut Filsafat Pancasila menghadirkan para narasumber yang kompeten di bidangnya selain artis Cinta Laura yang diharapkan bisa menjadi magnet bagi generasi muda agar tertarik pada Pancasila.
Diawali dengan pidato pembukaan oleh Ketua MPR RI H Bambang Soesatyo, yang sekaligus menjadi keynote speaker, pembicara selanjutnya adalah Prof Frans Magnis Suseno, seorang Guru Besar Filsafat Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta.
Romo Magnis akan bicara tentang Pancasila sebagai konsensus negara yang sifatnya mendasar.
Selanjutnya Yoseph Umarhadi, Doktor Filsafat dan Penulis Buku Hakikat Manusia Pancasila hendak bicara tentang hakikat manusia Pancasila itu sendiri dan mantan Ketua BPIP Yudi Latief, akan berbicara tentang Pancasila dalam kaitannya dengan ketatanegaraan.
Sementara, Cinta Laura yang didapuk mewakili generasi muda akan memberikan speech tentang bagaimana menghayati dan menghidupi Pancasila sebagai generasi muda.
"Kami berharap dari sarasehan ini akan ada keluaran atau output berupa rekomendasi yang tegas dan jelas serta refleksi tentang Pancasila yang menjadi dasar negara kita kepada MPR RI," ujar Yoseph.
Selain itu, juga diharapkan terbukanya kembali kesadaran akan jati diri Pancasila sebagai filsafat negara yang seharusnya mendasari hidup bermasyarakat dan berbangsa.