Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peneliti Sebut Perang di Ukraina Jadi Alarm Ketahanan Pangan Indonesia

Prof Rubiyo menyoroti masalah ketahanan pangan akibat dampak perang Rusia dan Ukraina.

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Peneliti Sebut Perang di Ukraina Jadi Alarm Ketahanan Pangan Indonesia
Dok LDII
Ketua DPP LDII yang juga peneliti masalah pangan Prof Rubiyo mengajak masyarakat Indonesia untuk memproduksi pangan sendiri, dari hidroponik atau pot dengan memanfaatkan pekarangan rumah. 

Dengan mengetahui kebutuhan dan cara mengolahnya, ketahanan dan ketersediaan pangan bahkan kedaulatan pangan Indonesia dapat tercipta.

Ia mencontohkan, teknologi saat ini sangat memungkinkan untuk memproduksi pangan sendiri, dari hidroponik, pot, dan untuk kebutuhan protein bisa beternak ikan dengan memanfaatkan pekarangan rumah.

Baca juga: Konflik Rusia Vs Ukraina: Lebih dari 500 Anak Ukraina Menunggu Keputusan Visa ke Inggris

Sehingga krisis pangan global, bisa diantisipasi rakyat Indonesia dengan kembali kepada kearifan lokal.

“Swasembada pangan tahun 1980-an itu bagus, hanya saja mereka yang mengkonsumsi jagung, gaplek, dan sagu berubah mengkonsumsi beras hanya karena takut dibilang miskin. Lambat laun berubah pula budayanya,” ujarnya.

Agroekosistem negara Indonesia dan terdiri dari banyak suku, menurutnya memiliki kearifan lokal berupa makanan pokok yang sifatnya spesifik, dan secara turun temurun diusahakan.

Menurutnya, bila jagung, umbi-umbian, sagu, dan pisang bisa diolah sedemikian rupa bisa menghasilkan pangan yang berkualitas.

“Selain itu juga mempunyai nilai tambah dan sekaligus memiliki daya saing. Mampu mencukupi kebutuhan karbohidrat dan protein sekaligus,” ungkapnya.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas