Fasilitas Kesehatan untuk Jemaah Haji, Kemenkes Siapkan Gelang Khusus untuk Jemaah Berisiko Tinggi
Untuk memberikan perlindungan kesehatan selama melakukan ibadah haji, Kemenkes telah mempersiapkan fasilitas kesehatan bagi jemaah Indonesia.
Penulis: Lanny Latifah
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 100.051 warga negara Indonesia (WNI) dapat mengikuti pelaksanaan ibadah haji tahun ini.
Untuk memberikan perlindungan kesehatan selama melakukan ibadah haji, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mempersiapkan fasilitas kesehatan bagi jemaah Indonesia.
Sebanyak 776 petugas dari Kementerian Kesehatan yang terdiri dari 304 orang Petugas Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) dan 472 orang Tenaga Kesehatan Haji (TKH) dipersiapkan untuk menunjang pelaksanaan ibadah haji.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, dr. Budi Sylvana, MARS, mengatakan petugas kesehatan yang terlibat pada ibadah haji tahun ini mengalami penurunan secara jumlah, namun dari sisi komposisi jenis tenaga kesehatan ada penambahan.
Hal tersebut disesuaikan dengan kebijakan dari Arab Saudi terkait jumlah kuota dan juga kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini.
Baca juga: Angkasa Pura II Siap Layani Penerbangan Haji Mulai 4 Juni 2022
Baca juga: Hadapi Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Ini Tiga Hal yang Harus Dipersiapkan Calon Jemaah Haji
"Untuk petugas kesehatan bervariasi, dari quantity ada pengurangan jumlah, namun dari sisi komposisi ada penambahan, saat ini 12 jenis spesialisasi yang kita turunkan," kata dr. Budi ketika melakukan jumpa pers secara virtual melalui saluran YouTube Kemenkes RI, Kamis (2/6/2022), dikutip dari sehatnegeriku.kemkes.go.id.
Dua belas tenaga dokter spesialis yang terlibat pada musim haji tahun ini terdiri dari dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis paru, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dokter spesialis syaraf, dokter spesialis bedah orthopedi.
Kemudian, dokter spesialis bedah umum, dokter spesialis kedokteran jiwa, dokter spesialis anastesi, dokter spesialis rehab medik, dokter spesialis emergensi medis, dokter spesialis kedokteran penerbangan dan dokter spesialis mikrobiologi klinik.
"Dokter spesialis mikrobiologi klinik akan kita minta tolong untuk pencegahan dan pengendalian infeksi selama musim haji khususnya di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) karena kita tahu, haji tahun ini masih dalam musim pandemi, segala bentuk antisipasi harus kita lakukan," ujar dr. Budi.
Mengingat dari 100.051 calon haji asal Indonesia sebanyak 35,81 % masuk dalam kategori risiko tinggi (risti) dan lanjut usia, Kemenkes mempersiapkan teknologi yang dapat digunakan untuk memantau kondisi kesehatan para calon haji.
"Bentuknya tele jemaah, tele petugas, wrist band semacam smart watch yang akan digunakan oleh jemaah sangat berisiko tinggi, kondisi kesehatan jemaah akan dipantau oleh petugas melalui teknologi," kata dr. Budi.
Bagi calon haji yang memiliki penyakit jantung dan hipertensi akan diberikan wrist band.
"Kurang lebih ada 3 ribu semacam smartwatch, untuk tahun ini sebagai piloting, yang akan dipasangkan kepada jemaah paling risti yaitu jemaah yang memiliki penyakit jantung dan juga hipertensi yang akan kita sematkan smartwatch sehingga kondisi kesehatan mereka lebih terpantau oleh petugas dan juga petugas di KKHI," jelas dr. Budi.
Baca juga: 18 Ton Obat-obatan Dikirim ke Arab Saudi untuk Jemaah Haji Indonesia, Ada Oralit dan Tisu Basah
Baca juga: Jika Hasil Tes PCR Positif Covid-19, Apakah Calon Jemaah Haji Gagal Berangkat?
Selain itu, Kemenkes telah menyiapkan Kantor Kesehatan Haji Indonesia di Mekah, Madinah dan Jeddah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.