Sejarah Candi Borobudur, Zona Candi, dan Harga Tiket Masuk Turis Lokal dan Asing
Sejarah Candi Borobudur, zona candi di sekitarnya, dan harga tiket masuk Turis Lokal dan Asing. Tarif untuk anak dan dewasa berbeda.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, menginformasikan rencana kenaikan harga tiket untuk naik ke Candi Borobudur.
Dalam akun Instagram pribadinya pada Sabtu (4/6/2022), Luhut menyebutkan langkah ini dilakukan demi menjaga kelestarian kekayaan sejarah dan budaya nusantara.
Rencananya, tiket naik ke Candi Borobudur seharga 100 dollar untuk wisatawan mancanegara, atau jika dirupiahkan setara Rp1.443.000 (kurs USD1=Rp14.400).
Sementara turis domestik akan dikenakan harga tiket sebesar Rp 750 ribu.
Kemudian, khusus untuk pelajar, tiket naik ke Candi Borobudur adalah Rp 5000.
Untuk tiket masuk ke kawasan Candi Borobudur, harganya tidak naik.
Terkait hal tersebut, berikut ini sejarah Candi Borobudur, kawasan di sekitarnya, dan harga tiket masuk yang berlaku saat ini.
Baca juga: Harga Tiket Masuk Kawasan Borobudur Tidak Naik, Rp 750 Ribu Adalah Tiket Naik Candi
Sejarah Candi Borobudur
Menurut laman resmi Borobudur Park, Dinasti Sailendra membangun peninggalan Budha terbesar di dunia antara 780-840 Masehi.
Dinasti Sailendra adalah dinasti yang berkuasa pada masa itu.
Peninggalan ini dibangun sebagai tempat pemujaan Budha dan tempat ziarah.
Tempat ini berisi petunjuk agar manusia menjauhkan diri dari nafsu dunia dan menuju pencerahan dan kebijaksanaan menurut Buddha.
Peninggalan ini ditemukan oleh Pasukan Inggris pada tahun 1814 dibawah pimpinan Sir Thomas Stanford Raffles.
Area Candi Borobudur berhasil dibersihkan seluruhnya pada tahun 1835.
Struktur Bangunan Candi Borobudur
Borobudur dibangun dengan gaya Mandala yang mencerminkan alam semesta dalam kepercayaan Buddha.
Struktur bangunan ini berbentuk kotak dengan empat pintu masuk dan titik pusat berbentuk lingkaran.
Jika dilihat dari luar hingga ke dalam terbagi menjadi dua bagian yaitu alam dunia yang terbagi menjadi tiga zona di bagian luar, dan alam Nirwana di bagian pusat.
Zona 1: Kamadhatu
Kamadhatu adalah alam dunia yang terlihat dan sedang dialami oleh manusia sekarang.
Kamadhatu terdiri dari 160 relief yang menjelaskan Karmawibhangga Sutra, yaitu hukum sebab akibat.
Menggambarkan mengenai sifat dan nafsu manusia, seperti merampok, membunuh, memperkosa, penyiksaan, dan fitnah.
Tudung penutup pada bagian dasar telah dibuka secara permanen agar pengunjung dapat melihat relief yang tersembunyi di bagian bawah.
oleksi foto seluruh 160 foto relief dapat dilihat di Museum Candi Borobudur yang terdapat di Borobudur Archaeological Park.
Baca juga: Nurul Arifin Tekankan Pentingnya Nilai Budaya dalam Interaksi Digital
Zona 2: Rupadhatu
Rupadhatu merupakan alam peralihan, dimana manusia telah dibebaskan dari urusan dunia.
Rapadhatu terdiri dari galeri ukiran relief batu dan patung buddha.
Secara keseluruhan ada 328 patung Buddha yang juga memiliki hiasan relief pada ukirannya.
Menurut manuskrip Sansekerta pada bagian ini terdiri dari 1300 relief yang berupa Gandhawyuha, Lalitawistara, Jataka dan Awadana. Seluruhnya membentang sejauh 2,5 km dengan 1212 panel.
Zona 3: Arupadhatu
Arupadhatu adalah alam tertinggi, yaitu rumah Tuhan.
Tiga serambi berbentuk lingkaran mengarah ke kubah di bagian pusat atau stupa yang menggambarkan kebangkitan dari dunia.
Pada bagian ini tidak ada ornamen maupun hiasan, yang berarti menggambarkan kemurnian tertinggi.
Serambi pada bagian ini terdiri dari stupa berbentuk lingkaran yang berlubang, lonceng terbalik, berisi patung Buddha yang mengarah ke bagian luar candi.
Terdapat 72 stupa secara keseluruhan.
Stupa terbesar yang berada di tengah tidak setinggi versi aslinya yang memiliki tinggi 42m diatas tanah dengan diameter 9.9m.
Berbeda dengan stupa yang mengelilinginya, stupa pusat kosong dan menimbulkan perdebatan bahwa sebenarnya terdapat isi, namun juga ada yang berpendapat bahwa stupa tersebut memang kosong.
Relief
Secara kesulurhan terdapat 504 Buddha dengan sikap meditasi dan enam posisi tangan yang berbeda di sepanjang candi.
Koridor Candi
Selama restorasi pada awal abad ke 20, ditemukan dua candi yang lebih kecil di sekitar Borobudur, yaitu Candi Pawon dan Candi Mendut yang segaris dengan Candi Borobudur.
Candi Pawon berada 1.15 km dari Borobudur, sementara Candi Mendut berada 3 km dari Candi Borobudur.
Terdapat kepercayaan bahwa ada hubungan keagamaan antara ketiga candi tersebut namun masih belum diketahui secara pasti proses ritualnya.
Ketiga candi membentuk rute untuk Festival Hari Waisak yag digelar tiap tahun saat bulan purnama pada Bulan April atau Mei.
Festival tersebut sebagai peringatan atas lahir dan meninggalnya, serta pencerahan yang diberikan oleh Buddha Gautama.
Baca juga: Panggung Pesta Kesenian Bali 2022 Mulai Dibuat di Renon, Akan Dibuka oleh Presiden
Informasi Tiket
Tarif wisatawan nusantara per orang untuk sekali masuk TWC Borobudur
- Usia 10 tahun keatas: Rp 50.000
- Usia 3 s/d 10 tahun: Rp 25.000
*Termasuk premi asuransi Rp 500 per orang
Tarif khusus wisatawan nusantara bagi rombongan pelajar serta mahasiswa per grup setiap kali masuk * (dengan surat pengantar dari sekolah/universitas)
Minimal 20 orang
TWC Borobudur: Rp 25.000
*Termasuk premi asuransi Rp 500 per orang
Paket Terusan
Borobudur – Prambanan
- Usia 10 tahun keatas: Rp 75.000
- Usia 3 s/d 10 tahun: Rp 35.000
Borobudur– Ratu Boko
- Usia 10 tahun keatas: Rp 75.000
- Usia 3 s/d 10 tahun: Rp 35.000
Wisatawan Mancanegara:
- Usia 10 tahun keatas: 25 dollar atau Rp 360.837
- Usia 3 s/d 10 tahun: 15 dollar atau Rp 216.502
- Pelajar: 15 dollar atau Rp 216.502 (with a valid student card)
Paket Terusan
Borobudur – Prambanan
- Usia 10 tahun keatas: Rp 649.507
- Usia 3 s/d 10 tahun: Rp 389.704
Borobudur– Ratu Boko
- Usia 10 tahun keatas: Rp 649.507
- Usia 3 s/d 10 tahun: Rp 389.704
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Tiket Masuk Borobudur