Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kepala BSSN Ungkap Strategi Kawal Pemilu Serentak 2024

Pengalaman di tahun 2019 sudah cukup untuk membuat hajatan demokrasi berjalan lancar.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) Letnan Jenderal TNI (Purn) Hinsa Siburian menuturkan pihaknya siap mengawal pelaksanaan pemilihan umum serentak 2024.

Pengalaman di tahun 2019 sudah cukup untuk membuat hajatan demokrasi berjalan lancar.

"Kita juga sudah punya punya pengalaman mengamankan Pilkada serentak dan kita sudah pernah dan bekerja sama dengan KPU bahkan dengan MK," katanya saat wawancara di kantor Tribun Network, Jakarta, Senin (30/5/2022).

"Maka kita sosialisasikan terus bahwa BSSN itu bekerja dengan prinsip, kita netral," tegas mantan Wakil KSAD ini.

Dia juga mengungkapkan BSSN terlibat langsung dalam mengamankan G20 di mana Indonesia bertindak selaku pemegang Presidensi tahun ini.

Simak lanjutan wawancara eksklusif Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dengan Kepala BSSN Letnan Jenderal TNI (Purn) Hinsa Siburian:

Tahun 2022-2024 disebut sebagai tahun politik. Data KPU perlu diamankan, bagaimana peran BSSN terkait luar biasanya tahun politik sampai 2024?

Berita Rekomendasi

Jadi kita sudah punya pengalaman di tahun 2019.

Kita juga sudah punya punya pengalaman mengamankan Pilkada serentak dan kita sudah pernah dan bekerja sama dengan KPU bahkan dengan MK. Ketika itu dilaksanakan sidang, itu juga harus kita amankan. Jadi secara umum kita punya pengalaman dan tentu kita menyesuaikan nanti. 

Prinsipnya adalah sistem-sistem elektronik yang digunakan dalam rangka pemilu tersebut aman, itu yang menjadi perhatian kita, jangan sampai diserang dan kalah diserang kita sudah menyiapkan beberapa alternatif skenarionya.

Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian saat wawancara dengan Tribun Network di Gedung Tribunnews.com, Palmerah, Jakarta Pusat Senin (30/5/2022). Pada kesempatan tersebut Hisna mengatakan bahwa serangan-serangan di dunia siber terus terjadi setiap saat. Hal tersebut bisa terlihat langsung jika berkesempatan melihat pusat operasi keamanan siber. Tribunnews/Jeprima
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian saat wawancara dengan Tribun Network di Gedung Tribunnews.com, Palmerah, Jakarta Pusat Senin (30/5/2022). Pada kesempatan tersebut Hisna mengatakan bahwa serangan-serangan di dunia siber terus terjadi setiap saat. Hal tersebut bisa terlihat langsung jika berkesempatan melihat pusat operasi keamanan siber. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Bukan hanya itu. Ini dalam G20 ini kita sudah terlibat mengamankannya.

Karena serangan siber ini susah ditebak. Tidak bisa kita bilang bahwa tidak ada serangan. 

Maka kita menyiapkan. Jadi dari pengalaman-pengalaman yang sudah kita kerjakan selama ini, kami optimis di tahun 2024 itu bisa kita amankan tentunya dari serangan siber, bekerja sama tentunya dengan semua perangkat yang terkait di situ.

Tahun 2019 kemarin BSSN punya pengalaman. Pengalaman apa yang paling dahsyat yang dialami BSSN untuk membantu pengamanan di tahun 2019?

Yang paling utama di situ sebenarnya trust. Jadi kepercayaan dari semua stakeholder itu yang sangat kita butuhkan dan kerjasamanya. Dan kemarin-kemarin itu ya secara umum instansi. Kalau institusi atau penyelenggara dalam hal ini secara umum dengan kita sudah percaya, dalam hal ini sudah kerja sama yang baik. 

Tentu yang kita waspadai tentu trust dari masyarakat. Ini harus kita bangun. Maka kita sosialisasikan terus bahwa BSSN itu bekerja dengan prinsip, kita netral. Walaupun itu, ya ini kan kadang-kadang netralitas ini.

Baca juga: Cerita Hinsa Siburian Soal Tugasnya Sebagai Kepala BSSN

Boleh dilihat. Karena kita juga tidak mengurusi datanya di situ. Kita hanya mengurusi bagaimana supaya datanya itu aman. 

Jadi soal penjumlahan dalam arti kalkulasi-kalkulasi di situ itu tidak menjadi urusan kita dan kita hanya di situ prioritas bagaimana supaya sistem itu berjalan dengan lancar, aman, tidak terganggu atau disabotase oleh katakanlah pihak-pihak lain.

Apakah BSSN secara organisasi dan sumber daya manusia sudah memenuhi untuk melaksanakan tugas-tugas perlindungan infrastruktur cyber?

Jadi pada prinsipnya kita sedang on progres karena tadi saya katakan badan siber dibentuk 2017 yang adalah gabungan dari Lemsaneg dan Direktorat Keamanan Informasi dari Kominfo itulah menjadi cikal bakal BSSN. Tentu saya katakan kita punya sumber daya manusia yang ada di Lemsaneg, 

Sumber daya manusia ini kita bangun, selain ada sekolah tinggi, kita punya pusat pelatihan pengembangan sumber daya manusia. Di situlah kita latih mereka sehingga kita mempunyai sumber daya manusia. Dan yang kita akan siapkan juga adalah teknologi.

Baca juga: Mengenal Letjen TNI Purn Hinsa Siburian, Kepala BSSN: Belasan Tahun di Kopassus dan Sat-81 Gultor

Apakah serangan siber bisa membuat sistem meledak atau bisa menghancurkan secara fisik?

Memang tergantung tujuan dari si penyerang tujuannya untuk mencuri data dikirim malware. Tujuannya adalah untuk mencuri atau ada yang untuk mensabotase supaya sistem yang ada rusak terbakar dan sebagainya. Jadi tergantung tujuan dari si penyerang.

Apakah serangan siber dilakukan perorangan atau ada stage di belakangnya itu?

Jadi bisa sebenarnya perorangan non stage, aktor,  tapi ya ada juga sebenarnya tapi tidak atau mereka digunakan negara. Biasanya memang sasarannya terhadap infrastruktur yang kritis ya informasi, jadi misalnya sering kita dengar di beberapa negara pembangkit nuklirnya di Serang.

Karena mereka sudah menggunakan IT, dilemanya kalau tidak menggunakan cyber kan lambat akan ketinggalan dan di satu sisi seperti tadi semakin kita banyak juga menggunakan teknologi informasi dan komunikasi itu juga ada kerawanan. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas