Australia dan China Bersitegang di Laut China Selatan, KSAL Jamin Perairan Natuna Aman
Laksamana TNI Yudo Margono menjamin Perairan Natuna aman sampai saat ini merespons kabar ketegangan antara Australia dan China di LCS
Penulis: Gita Irawan
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono menjamin Perairan Natuna aman sampai saat ini merespons kabar ketegangan antara Australia dan China di wilayah udara sekitar Laut China Selatan (LCS).
Ia mengatakan kondisi di Perairan Natuna tersebut juga telah dilaporkannya kepada Komisi I DPR RI dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPR pada Senin (6/6/2022) lalu.
Hal tersebut disampaikannya ketika menjawab pertanyaan wartawan perihal dampak ketegangan tersebut terhadap operasi TNI AL di Perairan Natuna.
"Untuk (Perairan) Natuna, sampai saat ini, kemarin juga sudah saya laporkan pada DPR saat dengar pendapat, Laut Natuna saya jamin sampai saat ini masih aman terkendali. Tidak ada insiden," kata dia di Mabesal Cilangkap Jakarta pada Rabu (8/6/2022).
Yudo mengatakan pihaknya juga sempat ditanya oleh Kementerian Luar Negeri perihal adanya insiden di Perairan Natuna.
Yudo pun sempat menerima laporan dari Komandan Gugus Tempur Laut Koarmada I yang beroperasi di sana bahwa tidak ada insiden di Perairan Natuna.
"Kemarin saya juga ditanya dari Kemlu apakah ada insiden? Tidak ada," kata Yudo.
Yudo mengatakan TNI AL telah menggelar tiga kapal jenis Parchim dan satu pesawat patroli maritim di sana.
Ia menjelaskan kapal-kapal TNI AL yang beroperasi di sana akan melaksanakan passing exercise dan kontak komunikasi apabila berpapasan dengan kapal perang asing di sekitar Perairan Natuna yang berbatasan dengan Laut China Selatan.
Baca juga: Indonesia Percepat Pembahasan MoU Penempatan Pekerja Sektor Agrikultur ke Australia
Yudo menjelaskan hal tersebut merupakan wujud dari diplomasi.
Ia pun mengatakan dirinya bersama KSAL China, Amerika, Australia, Vietnam, dan Singapura sudah bersepakat untuk menggelar latihan bersama di kawasan tersebut.
"Dan mereka sangat setuju, dan ini merupakan kesepakatan yang harus kita jaga, karena ini semua harus bersepakat menjaga stabilitas dan keamanan laut yang menjadi sarana dan prasarana lalu lintas pelayaran nasional maupun internasional," kata Yudo.
Diberitakan sebelumnya Departemen Pertahanan Australia menuduh jet tempur China telah mencegat pesawat pengintainya dengan manuver berbahaya saat berpatroli di sekitar Laut China Selatan, Minggu (5/6/2022).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.