PKS-PKB Bentuk Koalisi Semut Merah, Jazilul: Bisa Menang Lawan Gajah
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) membentuk koalisi yang disebut Koalisi Semut Merah.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) membentuk koalisi yang disebut Koalisi Semut Merah.
Koalisi ini dilakukan dalam rangka menyongsong Pemilu 2024 mendatang.
Adapun koalisi kedua partai politik (parpol) itu diumumkan Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid dan Sekretaris Jenderal PKS Habib Aboe Bakar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (9/6/2022).
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid berharap dengan adanya koalisi ini diharapkan dapat menghadirkan kesejukan dan warna baru menjelang Pemilu 2024.
“Karena awal, kita semuanya berharap jangan banyak curiga. Jangan negatif thinking, ini sedang apa, sedang mau apa. Kita positif thinking, ada nanti hasilnya menjadi baik,” kata Jazilul.
Wakil Ketua MPR RI ini menjelaskan awal mula terbentuknya nama Semut Merah pada koalisi ini. Itu berawal ketika PKB diundang pada acara Milad ke-20 PKS.
Dalam acara tersebut, Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, disebut menyambut pertemuan dengan PKS.
“Tentu kami PKB sangat positif thinking ketika ketua umum diberikan kesempatan untuk menyampaikan pidato, kita sekarang bertemu, tanpa curiga dan was was,” katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan semut merah menyimbolkan masyarakat kecil. Selain itu, dia bilang semut ini punya harapan dan mampu melawan sesuatu yang lebih besar.
Baca juga: Wacana Koalisi PKB dan PKS, Habib Aboe: Kalau Layak Enggak Apa-apa Cak Imin Capres
“Ini kita orang kecil kecil, makanya kemarin saya bilang gini, kita koalisi semut semut aja lah. Kalau suit itu menang dibanding gajah. Saya bilang koalisi semut merah supaya gigitnya ya, meskipun kecil, kita bisa mengusung ke mana-mana. Dan semut juga simbol rakyat, ya simbol masyarakat,” katanya.
Sebab menurut dia, masyarakat dua tahun belakangan ini sudah cukup terpuruk dengan kondisi pandemi Covid-19.
“Yang diinginkan masyarakat hidup perut kenyang, anak-anak bisa sekolah, kesehatan terjamin, masa depan Indonesia terjaga. Saya pikir itu yang menjadi kita bertemu siang hari ini.”
Jazilul menilai, baik PKB maupun PKS memiliki basis massa yang mirip, yakni punya kesamaan persepsi soal keagamaan.
Itu pula lah, kata dia, yang membut kedua parpol ini bergabung. Jazilul menilai, pada Pilpres periode lali, masyarakat terpecah belah dan terdapat pula polarisasi.
“Makanya selalu saya bilang, untuk menyelesaikan semua ini mari kita duduk. Kalau PKS dan PKB duduk, politik identitas hilang. Pembelahan ilang, polarisasi hilang, Kadrun Kadrun apa cebong Cebongan hilang,” tutur Jazilul.