Pengamat Sebut NasDem Akan Lebih Bagus Berkoalisi dengan Demokrat dan PKS, Ini Alasannya
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai Partai Nasional Demokrat (NasDem) lebih baik jika membuat poros baru.
Editor: Adi Suhendi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai Partai Nasional Demokrat (NasDem) lebih baik jika membuat poros baru.
Menurut Ujang, jika bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) maupun Koalisi Semut Merah (KSM), NasDem tidak akan menjadi penentu, melainkan hanya menjadi pengikut saja.
“Bagusnya sih buat koalisi baru. Agar Nasdem jadi penentu dalam sebuah koalisi. KSM masih belum memenuhi syarat, karena belum sampe 20 persen Presidential Treshold,” kata Ujang Komarudin melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Senin (13/6/2022).
“Jadi masih butuh dukungan partai lain. KSM belum jadi koalisi utuh,” lanjut dia.
Lebih lanjut Ujang beranggapan jika NasDem akan lebih bagus jika membuat poros baru dengan Partai Demokrat dan Gerindra.
Mengenai hal itu, Ketua Umum NasDem Surya Paloh beberapa waktu lalu bertemu dengan sejumlah elit parpol seperti Prabowo Subianto hingga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Baca juga: Soal Koalisi, Nasdem: Kami Tak Bentuk dengan Partai di Luar Parlemen
Itu pun dinilai sebagai upaya NasDem mendongkrak elektabilitas partai hingga bertujuan menimbulkan coattail effect bagi partai tersebut.
Kendati demikian, Ujang menilai jika NasDem berkoalisi dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Sebab dengan demikian, lanjut dia, koalisi tersebut cenderung lengkap dari sisi elemen dan juga karakter partai.
Baca juga: Pengamat Sebut NasDem Berpotensi Bentuk Poros Koalisi Baru
“Yang bagus Nasdem, Demokrat, dan PKS. Agar ada partai nasionalis dan Islamnya,” kata Ujang.
Meskipun dia juga menilai bahwa NasDem saat ini, masih belum terburu-buru bergabung hingga membuat koalisi baru.
NasDem, kata dia, masih menunggu serta mengamati situasi dan perkembangan perpolitikan saat ini.
“Nasdem masih mengayun. Tak akan terburu-buru bergabung atau membuat koalisi baru. Lagi lihat sesuatu dan masih wait and see. Jadi belum jelas arah Nasdem akan berkoalisi dengan partai mana,” kata Ujang.