Apa Itu Abrasi? Ini Pengertian, Penyebab, Dampak dan Cara Mencegahnya
erikut pengertian Abrasi lengkap dengan penyebab, dampak dan cara mencegahnya.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Inza Maliana
TRIBUNNEWS.COM - Berikut pengertian Abrasi lengkap dengan penyebab, dampak dan cara mencegahnya.
Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah perairan yang luas.
Namun, terdapat beberapa fenomena yang terjadi di laut.
Fenomena tersebut dapat terjadi secara alami atau karena perbuatan manusia.
Adapun salah satu fenomena tersebut adalah abrasi.
Lalu, apa itu abrasi?
Baca juga: Kesaksikan Warga saat Abrasi di Pantai Amurang hingga Sebabkan Jembatan Ranowangko Boulevard Hanyut
Baca juga: Cara Mencegah Abrasi, Mulai dari Melestarikan Hutan Bakau dan Terumbu Karang
Pengertian Abrasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Abrasi adalah pengikisan batuan oleh air, es, atau angin yang mengandung dan mengangkut hancuran bahan.
Sementara dikutip dari Gramedia.com, abrasi adalah pengikisan yang terjadi di daerah pantai.
Pengikisan tersebut terjadi karena adanya gelombang laut dan arus laut yang merusak.
Penyebab Abrasi
Terdapat 2 faktor penyebab terjadinya abrasi.
Berikut 2 faktor penyebab abrasi yang dikutip dari kkp.go.id:
- Faktor Alam
Faktor alam yang dapat menyebabkan terjadinya abrasi antara lain seperti pasang surut air laut, angin di atas lautan, gelombang laut serta arus laut yang sifatnya merusak.
Oleh karena itu, faktor alam yang menyebabkan abrasi ini tidak dapat dihindari karena laut memiliki siklusnya tersendiri.
Hal tersebut disebabkan pada suatu periode tertentu angin akan bertiup sangat kencang sehingga menghasilkan gelombang dan arus laut yang besar pula yang dapat menyebabkan pengikisan pantai.
- Faktor Manusia
Ada beberapa perilaku manusia yang menjadi penyebab terjadinya abrasi pantai.
Satu di antaranya adalah adanya ketidakseimbangan ekosistem laut dimana terjadi eksploitasi besar-besaran yang dilakukan oleh manusia terhadap kekayaan sumber daya laut seperti ikan, terumbu karang dan biota lainnya.
Oleh karena itu, apabila terjadi arus atau gelombang besar maka akan langsung mengarah ke pantai yang dapat menimbulkan abrasi.
Dampak Abrasi
1. Penyusutan garis pantai sehingga lahan daratan utama semakin berkurang dan membahayakan masyarakat pesisir yang tinggal di pinggir pantai.
2. Merusak hutan bakau di sepanjang pesisir pantai, sehingga memperbesar resiko bencana
3. Berkurangnya sumber daya ikan dan plasma nutfah karena rusaknya hutan bakau.
Cara Mencegah Abrasi
Berikut cara mencegah Abrasi yang dikutip dari pusatkrisis.kemkes.go.id dan Buku Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas IV yang disusun oleh Priyono dan Titik Sayekti:
1. Tidak membangun gedung-gedung di daerah pantai
2. Tidak menebangi pohon-pohon di sekitar pantai
3. Tidak merusak batu-batu karang yang berada di sekitar pantai
4. Membangun Pemecah Gelombang
Salah satu cara yang dapat mencegah abrasi di pantai adalah membuat pemecah gelombang.
Tujuan menggunakan cara ini adalah agar kekuatan gelombang yang tiba pada garis pantai tidak terlalu besar sehingga tidak berpotensi mengikis padatan yang berada dititik tersebut.
Beberapa wilayah di Indonesia sudah banyak yang menerapkan pemecah gelombang sebagai penangkal abrasi pantai.
5. Hutan Mangrove/Bakau
Menanam Mangrove ini dianggap menjadi cara yang paling manjur untuk mencegah terjadinya abrasi di pantai.
Langkah penanggulangan berbasis konservasi ini idealnya disandingkan dengan opsi pemecah gelombang.
Selain mencegah terjadinya abrasi, Mangrove memiliki beberapa manfaat lain.
Manfaat Hutan Mangrove:
- Menjaga stabilitas garis pantai.
- Mengurangi akibat bencana alama tsunami.
- Membantu pengendapan lumpur, dengan demikian kualitas air lautan jauh lebih terjaga.
- Membantu menahan juga menyerap tiupan angin laut yang cukup kencang.
- Merupakan sumber plasma nutfah.
- Membantu menjaga keseimbangan alam.
- Membantu mengurangi polusi baik di udara juga di air.
- Sebagai salah satu sumber oksigen bagi makhluk hidup.
- Hutan mangrove juga menjadi habitat alami beragai spesies seperti kepiting, burung, beberapa jenis ikan dan lain-lain.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)