Orator Aksi 1706 Kecam India, Minta Juru Bicara Partai Bharatiya Janata Dihukum Berat
Massa yang tergabung dalam Front Persaudaraan Islam (FPI), GNPF Ulama dan Persaudaraan Alumni 212 berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar India.
Editor: Adi Suhendi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Massa yang tergabung dalam Front Persaudaraan Islam (FPI), GNPF Ulama dan Persaudaraan Alumni 212 berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar India, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (17/6/2022).
Habib Hanif Alatas yang merupakan menantu Habib Rizieq Shihab turut memberikan orasi.
Dari atas mobil komando Habib Hanif berkata umat islam mengecam ulah politisi India.
Menurut dia, politisi tersebut menghina nabi Muhammad dengan kata-kata tak pantas.
“Kami umat Islam berdiri untuk mengecam India,” kata Habib Hanif dalam orasinya.
Dia menambahkan ada belasan negara yang mengecam India atas dugaan penghinaan Nabi Muhammad itu, di antaranya Arab Saudi, Kuwait, Oman, Uni Emirat Arab, Bangladesh, hingga Turki.
Baca juga: Massa Aksi 1706 Mulai Datangi Kedubes India, Bawa Sejumlah Atribut Bertulis ‘Stopislamophobia’
Umat Islam, kata dia, juga mengapresiasi pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) yang memprotes tindakan politisi India itu.
Namun, sambung dia, protes saja tidak cukup.
Dia ingin juru bicara partai Bharatiya Janata (BJP), Nupur Sharma juga dijatuhi hukuman.
“Kalau Jubir tersebut tidak dihukum seberat-beratnya, kami tidak rela bersaudara dengan India penista agama,” katanya.
Baca juga: Aksi Protes Berujung Ricuh di India, Warga Tolak Skema Baru Rekrutmen Angkatan Bersenjata
Sebagai informasi, India dikecam lantaran ujaran seorang politisi yang diduga menghina Nabi Muhammad dengan kata-kata tak pantas.
Tak sedikit warga Muslim di India serta negara-negara Islam yang mengutuk dan menyebut India dilanda Islamofobia.
Kasus ini dimulai akibat ucapan juru bicara partai Bharatiya Janata (BJP), Nupur Sharma.
Melansir Sputnik News, Sharma diketahui mengolok-olok Alquran dan menyamakannya dengan kepercayaan 'bumi datar' (flat earth).