Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Usulan Capres di Rakernas Nasdem: Tak Ada Nama Prabowo-AHY, Anies Teratas, Ganjar: Saya Tetap PDIP

Ganjar juga enggan memberikan pendapatnya secara detail apabila ada partai yang mengusung dirinya sebagai calon presiden 2024.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Usulan Capres di Rakernas Nasdem: Tak Ada Nama Prabowo-AHY, Anies Teratas, Ganjar: Saya Tetap PDIP
Kolase Tribunnews
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Anies Baswedan masuk dalam daftar atas nama calon presiden yang diusulkan 34 DPW dalam Rakernas Partai Nasdem, Kamis (17/6/2022). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo masuk dalam daftar atas nama calon presiden yang diusulkan 34 DPW dalam Rakernas Partai Nasdem, Kamis (17/6/2022).

Ganjar menempati peringkat kedua paling banyak diusulkan setelah Anies Baswedan.

Ganjar menilai hal itu sebagai sebuah kehormatan. Namun, ia menegaskan akan tetap di PDIP.

Oleh karena itu meski ada partai lain yang mengusulkannya menjadi calon presiden, Gubernur Jawa Tengah itu hanya bisa mengucapkan terima kasih.

”Saya terima kasih mendapat kehormatan itu, tapi saya PDI Perjuangan,” kata Ganjar di Sekolah PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (16/6).

Baca juga: Ganjar soal Capres: Tugas Saya Sebagai Gubernur Jauh Lebih Penting

Ganjar juga enggan memberikan pendapatnya secara detail apabila ada partai yang mengusung dirinya sebagai calon presiden 2024.

Ia malah melontarkan guyonan saat ditanya kemungkinan dirinya dipinang partai lain di Pilpres 2024. "Apa lamaran-lamaran? Memangnya mau nikah. Partainya PDIP. Ini aja di markasnya PDIP kok,” katanya.

Berita Rekomendasi

Partai NasDem menggelar rakernas sejak Rabu (14/6) hingga Jumat (17/6) di Jakarta Convention Center. Hasil rakernas itu akan mengeluarkan rekomendasi capres yang akan diusung NasDem di Pilpres 2024.

Nama-nama populer hingga kader organik NasDem bermunculan dari usulan DPW. Mulai dari Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Erick Thohir, Andika Perkasa, Dudung Abdurrachman, Syahrul Yasin Limpo, Rachmat Gobel hingga Prananda Surya Paloh.

Dari nama-nama yang diajukan DPW NasDem di 34 provinsi, nama Anies berada di peringkat terbanyak yan diusulkan.

Ada 32 DPW NasDem yang mengusulkan Gubernur DKI Jakarta itu. Sementara Ganjar di peringkat kedua. Namanya diusulkan 29 DPW NasDem.

Nama lain yang menonjol adalah Menteri BUMN Erick Thohir. Dia diusulkan 16 DPW.

Kemudian Panglima TNI Andika Perkasa dan Rachmat Gobel diusulkan oleh masing-masing 13 DPW.

Dari elemen militer, selain nama Andika juga muncul nama Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurachman. DPW NasDem yang mengusulkan adalah Nusa Tenggara Timur dan DPW Bali.

Menariknya, dari sederet tokoh yang direkomendasikan, tak ada nama Prabowo Subianto dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Padahal Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra dan Ketum Partai Demokrat itu sempat menjalani pertemuan dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di NasDem Tower pada awal Juni lalu.

Sekretaris Rakernas Partai NasDem Willy Aditya mengatakan nama Prabowo dan AHY tak masuk usulan karena DPW NasDem tidak menginginkan adanya sosok berpengaruh dari partai lain untuk diusulkan sebagai Capres.

"Iya tentu proses rekomendasi ini kita dengar langsung tadi mungkin teman-teman di DPW memiliki catatan yang tidak menginginkannya asosiasi figur yang terlalu dominan ke partai politik tertentu," kata Willy saat jumpa pers di agenda Rakernas Nasdem, di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (16/6).

Hal itu juga kata Willy merupakan kondisi yang wajar, karena mengingat tidak ada ketua umum partai lainnya lagi yang diusulkan oleh DPW NasDem menjadi capres.

Adapun terkait siapa sosok yang akan diusung nantinya oleh Partai NasDem, Willy mengatakan hal itu merupakan wewenang dari Surya Paloh selaku Ketua Umum.

Baca juga: Ganjar Pranowo: Saya Nggak Pernah Dibuang PDIP, Masih di Kandang

Tokoh terpilih bakal disampaikan ke publik di hari terakhir Rakernas, yakni Jumat 17 Juni.

"Pertimbangannya jauh lebih kepada asosiasi yang sangat kental dengan partai tertentu sehingga itu menjadi preferensi bagi teman-teman di wilayah untuk tidak menyebut nama itu tadi," beber dia.

Willy juga memastikan silaturahmi antar partai politik akan tetap terjalin meski ada beberapa elite partai yang tidak masuk dalam rekomendasi capres.

Sebab kata dia, Partai NasDem tidak akan bisa maju mengusung capres sendiri tanpa menjalin koalisi dengan partai lain.

Ia mengatakan Partai NasDem tidak dapat memaksakan siapa yang akan diusung menjadi capres termasuk jika sudah menjalin koalisi.

"Mungkin ya kalau belum jodoh kan nggak mungkin kita kawin paksa akan jadi, nanti kita lihat siapa lah dari nama-nama yang muncul itu yang ada partai-partai yang tertarik lalu kemudian kita membangun koalisi bersama-sama," tukas Willy.

Surya Paloh sendiri sebelumnya juga sudah bicara ihwal capres yang akan didukung NasDem.

Baca juga: Masuk Radar Nasdem sebagai Bakal Capres, Ganjar Merasa Terhormat, PDIP Tak Acuh

Dia mengatakan partainya tidak berpaku pada hasil survei elektabilitas. Selain itu, dia pun tidak mau ada dikotomi pribumi-nonpribumi.

"Kita tidak ingin melihat negara ini berubah, berubah haluan ideologi mendapatkan ideologi baru, seperti negara khilafah atau negara fasistis, atau terjebak urusan Jawa [dan] non-Jawa, pribumi atau nonpribumi," kata Paloh saat berpidato di pembukaan Rapat Kerja NasDem di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta pada Rabu (15/6).

Ganjar atau Anies?

Terpisah, Pengamat Politik Mohamad Qodari mengatakan baik Ganjar maupun Anies sulit untuk diusung Nasdem jadi capres 2024.

Mengapa?

"Nasdem ingin capres memberikan efek ekor jas (coat-tail effect) berimbas kepada perolehan suara partai di Pemilu," ujar Qodari ketika dikonfirmasi.

Menurut dia jika mencalonkan Anies maka hal itu sulit diperoleh Nasdem.

"Mencalonkan Anies memang surveinya tinggi juga. Tapi Anies meski salah satu deklarator Nasdem tapi pemilih Anies mayoritas dari kalangan Islam yang notabene pendekatan ideologinya Islam," ujar Qodari.

Sementara Nasdem adalah partai berbasis nasionalis.

"Kalau Anies dicalonkan PKS tepat. Nasdem karena partai nasionalis maka nanti jurkam Nasdem kalau kampanye susah sosialisasikan Anies yang basisnya Islam," kata Qodari.

"Lahan Nasdem tidak cocok dengan Anies.  Coat-tail effect tidak tercapai dan risikonya bisa resistensi. Sial sekali kalau caleg atau jurkam Nasdem tidak didukung simpatisan Nasdem tapi justru mendapatkan penolakan," ujarnya menambahkan.

Bagaimana dengan Ganjar?

Menurut Qodari juga akan muncul masalah kalau Nasdem mencapreskan Ganjar.

"Akan jadi provokasi ke PDIP untuk calonkan nama lain. Misalnya Puan Maharani. Kalau itu terjadi maka basis suara Puan dan Ganjar di Jateng dan Jatim akan terbelah," katanya.

Bagi PDIP ini akan berbahaya sebab suara Puan dan Ganjar akan kalah dengan capres atau partai lain karena keduanya berebut di basis massa PDIP yang sama.

Kalau Nasdem calonkan Erick Thohir?

Menurut Qodari yang paling masuk akan dicalonkan Nasdem adalah Erick Thohir.

Menteri BUMN Erick Thohir urutan ketiga yang direkomendasikan sebagai Capres Nasdem setelah Ganjar dan Anies.

"Yang  tidak problematis adalah Erick Thohir. Sebab tidak ada kesulitan Nasdem sosialisasikan Erick Thohir pemilih Nasdem karena tidak ada problem menjual Erick ke konstituen Nasdem yang mayoritas dari kalangan nasionalis," ujar Qodari.

Dari kalangan Islam Moderat, menurut Qodari, nama Erick Thohir juga relatif diterima sebab berasal dari keluarga NU.

"Erick Thohir kan keluarga besar Ansor," kata dia.

Meski dia mengakui survei Erick Thohir surveinya belum sebesar Anies atau Ganjar.

Berikut nama-nama yang muncul untuk diusung jadi capres oleh 34 DPW Nasdem dari tertinggi ke terendah:

1. Anies Baswedan: 32

2. Ganjar Pranowo: 29

3. Erick Thohir: 16

4. Rachmat Gobel: 14

5. Andika Perkasa: 13

6. Syahrul Yasin Limpo: 7

7. Lestari Moerdijat: 6

8. Prananda Surya Paloh: 5

9. Ahmad Sahroni: 4

10. Ridwan Kamil: 4

11. Khofifah Indar Parawansa: 4

12. Dudung Abdurachman: 2

13. Mathius Awoitauw: 2

14. Ahmad Ali: 2

15. Viktor Laiskodat: 1

16. Siswono Yudo Husodo: 1

17. Herman Deru: 1

18. Surya Paloh: 1

19. Isran Noor: 1

20. Tuan Guru Bajang: 1

21. Sandiaga Uno: 1

22. Wahidin Halim: 1

23. Siti Nurbaya Bakar: 1

24. Sofyan Kalio: 1

25. Syarif Fasha: 1

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas