Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Puan Dukung Penguatan Alutsista TNI AU, Pengamat Militer: Harus Dibarengi Pengembangan SDM

Pengamat Militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menilai jika capaian MEF TNI AU saat ini masih kecil.

Penulis: Reza Deni
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Puan Dukung Penguatan Alutsista TNI AU, Pengamat Militer: Harus Dibarengi Pengembangan SDM
Ist
Ketua DPR RI, Puan Maharani menghadiri peresmian Gedung Kapten Penerbang (Pnb) Anumerta Surindro Supjarso di Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur, Kamis (16/6/2022). 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPR RI, Puan Maharani bertandang ke Lapangan Udara Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur kemarin, untuk menyaksikan peresmian Gedung Kapten Penerbang (Pnb) Anumerta Surindro Supjarso.

Dalam kesempatan tersebut, Puan mendukung upaya penguatan armada TNI Angkatan Udara (AU) untuk mengatasi ancaman kedaulatan di sektor udara.

“Jika angkatan perang kita hendak berdiri setaraf, setinggi, sederajat dengan angkatan perang dunia internasional, kita harus mempunyai Angkatan Udara yang sebaik-baiknya,” kata Puan dalam keterangan yang diterima, Sabtu (18/6/2022).

Untuk memenuhi minimum essential force (MEF) tahap III periode 2020-2024, TNI AU menargetkan bisa memiliki 344 unit pesawat, 32 unit radar, 72 rudal, dan 64 unit penangkis serangan udara.

Baca juga: Koopsus TNI Akan Gelar Latihan Penanggulangan Terorisme di Jakarta

Baca juga: PROFIL Laksda TNI Iwan Isnurwanto yang Kini Jadi Asisten KSAL, Mantan Komandan KRI Nanggala 402

Sebagai informasi, MEF sendiri adalah standar kekuatan pokok dan minimum TNI yang mutlak disiapkan sebagai prasyarat utama terlaksananya efektivitas tugas pokok dan fungsi TNI dalam menghadapi ancaman aktual.

Merespons hal itu, Pengamat Militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menilai jika capaian MEF TNI AU saat ini masih kecil.

Berita Rekomendasi

“Kekuatan udara kita masih belum memadai. Dari capaian masih paling bawah. Katakan sekitar 80 persen, TNI AU baru separuh capaian 50 % dari MEF."

"Itu artinya masih tertinggal dengan matra lain, sehingga tentu saja perlu menjadi perhatian supaya peremajaan maupun pengembangan kekuatan ini tetap proporsional dan simultan di antara tiga matra,” kata Khairul.

Padahal, peremajaan maupun pengembangan mutlak dilakukan untuk menjaga wilayah Indonesia yang luas, dari sisi udara.

Baca juga: Resmikan Gedung Surindro Supjarso, Ketua DPR akan Berikan Tali Asih kepada Keluarga Pejuang TNI AU

Baca juga: Resmi jadi Menteri ATR, Eks Panglima TNI Hadi Tjahjanto Targetkan 3 Masalah Pertanahan Ini Selesai

"Tentu saja dibutuhkan alutsista udara yang kuat dan mampu menjaga itu, bukan hanya yang sifatnya untuk kepentingan patroli, tetapi pengawasan misalnya radar, itu harus mumpuni,” jelas Khairul.

Belanja alutsista untuk TNI AU, dia mengatakan, memang terbilang mahal dibanding dua matra lain, yaitu TNI AD dan TNI AL.

Dikatakan Khairul, alutsista untuk TNI AU berasal dari impor yang memang mahal dan sulit perawatannya.

“Tantangan lain yang kita hadapi, pengembangan SDM itu juga harus benar benar serius dijalankan. Termasuk juga kemampuan dalam melakukan pemeliharaan dan perawatan alutsista dan pengembangan strategi atau operasi,” jelas Khairul.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas